Akan tetapi, Gita menyoroti masih terbatasnya penyebaran fasilitas kesehatan yang membuka praktik bayi tabung di tanah air.
"Memang sekarang masih terpusat di kota-kota besar, ya. Tentu saja di Jawa, di Sumatera, dan Bali. Sedangkan di Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, mungkin belum banyak, ya,” katanya.
Selain itu, persoalan pembiayaan program bayi tabung juga menjadi hambatan karena tidak ditanggung oleh BPJS.
Gita menjelaskan, Perhimpunan Fertilisasi In Vitro Indonesia (Perfitri) tengah mengupayakan untuk memperluas ketersediaan fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan bayi tabung serta memudahkan pembiayaannya agar bisa diakses oleh lebih banyak orang.
"Ini juga perlu dibantu pemerintah, tentu saja, untuk terus mempermudah regulasi dan juga akses bagi pasien," ucapnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dokter: Teknologi bayi tabung Indonesia tidak kalah dengan negara maju