“Keberadaan macan tutul Jawa sebagai spesies kunci sangat penting, dalam menjaga keseimbangan ekosistem di kawasan Gunung Ciremai, menjadikannya fokus utama upaya konservasi oleh berbagai pihak,” ujarnya.
Ia menuturkan macan tutul merupakan salah satu satwa endemik Pulau Jawa yang keberadaannya terancam punah akibat perburuan liar, hilangnya habitat, dan alih fungsi hutan.
Dia menegaskan bahwa satwa ini dilindungi secara hukum di Indonesia, serta terdaftar dalam CITES Appendix I.
Toni mengimbau para pendaki untuk tetap waspada dengan mematuhi aturan pendakian, seperti mengikuti jalur resmi dan melaporkan jika menemukan tanda-tanda keberadaan satwa tersebut.
Meski secara alami, tambah dia, satwa liar seperti macan tutul cenderung menghindari manusia.
“Kami berharap hasil survei JWLS yang direncanakan selesai pada 2025 dapat memberikan gambaran lebih lengkap mengenai populasi macan tutul Jawa, khususnya di TNGC,” ucap dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Balai TNGC deteksi tiga individu macan tutul asli di Gunung Ciremai