Antarajabar.com - Sebanyak tiga orang penari wanita yakni Tazkia Hariny N, Junaida, Restu Meiliawati Rahayu menari selama 17 jam dalam rangka memperingati kelahiran Ibu Inggit Garnasih dan mengenalkan serta mengenang perannya yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan Ir Soekarno.
"Tentunya bangga, bisa menjadi bagian acara ini. Ini merupakan sumbangsih saya dan teman saya dalam rangka mengenang jasa-jasa Ibu Inggit," kata Tazkia Hariny H, disela-sela kegiatan menari di kawasan Car Free Day Dago Kota Bandung, Minggu.
Ketiga penari tersebut akan menari tanpa henti selama 17 jam dari pukul 07.00 WIB (14 Februari 2016) di kawasan Car Free Day Dago dan berakhir pada pukul 24.00 WIB (15 Februari 2016) di Gedung Indonesia Menggugat Kota Bandung.
Untuk bisa mementaskan tarian selama 17 jam non stop, ia dan dua temannya tidak melakukan persiapan khusus. "Persiapan khusus tidak ada, paling yang utamanya adalah lebih ke fisik karena ini benar-benar non stop kita menari 17 jam," ujar dia.
Mahasiswi Departemen Pendidikan Seni Tari Fakultas Pendidikan Seni dan Desain UPI Bandung ini menuturkan seluruh gerakan tari yang ditampilkan pada acara tersebut merefleksikan perjuangan almarhum Ibu Inggit Garnasih selama masa hidupnya.
"Tarian yang kita bawakan ini cerminan kehidupan Ibu Inggit, kita tidak matok gerakan tari khusus. Kita diberikan keleluasaan untuk mengeksplorasi gerakan tarian yang merefleksikan perjuangan Ibu Inggit," kata dia.
Penari lainnya Junaida menuturkan awal mula ia dan dua orang temennya bisa terlibat dalam kegiatan tersebut karena diminta bantuan oleh Gatot Gunawan, koordinator Kelompok Anak Rakyat.
"Waktu itu A Gatot nawarin ke kita. Mau enggak ikut acara `Bulan Cinta Inggit Garnasih`. A Gatot bilang, siap enggak nari 17 buat dan kita bilang siap," kata Junaida.
Mengenakan kebaya bermotif bunga-bunga dengan rambut disanggul, ketiga penari tersebut tampak luwes menari diantara pengunjung Car Free Day Dago Kota Bandung dan salah seorang dari tiga Penari tersebut, bergilir menari sambil memegang foto Almarhum Ibu Inggit Garnasih.
Sementara itu, Koordinator Kelompok Rakyat (Lokra) Gatot Gunawan, menuturkan dalam rangka menyambut Hari Lahir Perintis Kemerdekaan RI Ibu Inggit Garnasih ke-128, pihaknya mengadakan sejumlah rangkaian kegiatan yang berjudul "Kami Nu Neundeun Katineung Ka Ibu" (Kami yang Menyimpang Rindu Kepada Ibu Inggit Garnasih).
"Kami berharap generasi muda tidak merupakan jasa-jasa Ibu Inggit dan khususnya kepada kaum wanita mampu meneladani sikap dan berjuangan beliau untuk dijadikan sebuah renungan dan cermin kehidupan," kata dia.
Selain kegiatan Menari 17 Jam Non Stop oleh tiga penari utama, pihaknya juga menggelar Monolog Selama 17 Jam oleh Deska Mahardika Putri (Mahasiswa Sastra Sunda UPI Bandung) dan pameran foto jalanan tentang Inggit Garnasih serta Renungan Penyalaan Lilin Suci pada tanggal 15 Februari 2016 pukul 00.00 di Gedung Indonesia Menggugat Bandung.
Menari 17 Jam Peringati Kelahiran Inggit Garnasih
Minggu, 14 Februari 2016 16:42 WIB