Antarajabar.com - Penyanyi Inggris Adele menegaskan bahwa dia tidak mengizinkan siapa pun memakai lagunya untuk kampanye politik.
Juru bicara Adele mengeluarkan pernyataan itu setelah kandidat presiden AS dari Partai Republik Donald Trump memutar lagu hit Adele tahun 2011 "Rolling in the Deep" saat berkumpul di Iowa dan Mike Huckabee merilis parodi single terbarunya "Hello" di YouTube pekan lalu.
"Adele tidak mengizinkan musiknya dipakai untuk kampanye politik apa pun," kata juru bicara penyanyi itu melalui surel.
Sang juru bicara tidak mengatakan apakah Adele, yang album barunya "25" menjadi album terlaris di AS tahun lalu, berpikir untuk mengambil langkah hukum demi mencegah musiknya digunakan tanpa izin.
Adele bukanlah satu-satunya bintang pop atau rock yang musiknya dipakai untuk kepentingan politik. Band rock R.E.M mengecam Trump pada September silam karena menggunakan lagu hit mereka "It's The End of the World" dalam pertemuan umum.
Frankie Sullivan juga mengeluh karena lagu hit 1982 "Eye of the Tiger" diputar dalam konferensi pers September lalu yang menghadirkan Kim Davis, seorang pejabat wilayah Kentucky yang dipenjara dalam waktu singkat karena menolak mengeluarkan izin pernikahan sesama jenis, demikian Reuters.
Penerjemah: Nanien Yuniar