Antarajabar.com - Pengembangan Kawasan Baru Walini, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, menjadi kawasan ekonomi baru seiring dengan pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, diperkirakan membutuhkan waktu sekitar lima tahun.
"Sebetulnya program ini sudah tahun 2009 dibicarakan dan hari ini proyek Kereta Cepat dimulai. Luas lahan untuk Kota Baru Walini yang dimasukkan dalam konsorsium itu seluas 1.270 hektare," kata Direktur Utama PT Kereta Api Cepat Indonesia China (KCIC) Hanggoro Budi, di Kabupaten Bandung Barat, Kamis.
Dalam pembangunan Kota Baru Walini, PT KCIC bertindak sebagai konsorsium yang bertugas sebagai pengelola dan pengembangan kawasan baru tersebut.
Menurut dia, saat ini pihaknya sedang menyiapkan kontrak dengan konsultan/ahli untuk menyiapkan "masterplan" (rencana induk) pengembagan kawasan pembangunan Kota Baru Walini yang bersamaan dengan pembangunan Transit Oriented Developmment (TOD) Kereta Cepat di kawasan tersebut.
"Semoga bisa selesai dalam waktu dekat sehingga konsultan bisa merancang masterplan dalam waktu tiga bulan lan," kata dia.
Jika dalam waktu tiga bulan masterplan selesai, selanjutnya dilakukan zonanisasi yang akan dibicarakan dengan Pemda untuk mendapatkan persetujuan.
"Setelah itu izin lokasi ke pemerintah kabupaten kota," katanya.
Ia menjelaskan pengembangan konsep Kota Baru walini akan mempertahankan ruang terbuka hijau sebesar 70 persen dan untuk bangunannya sebesar 30 persen.
"Sesuai dengan aturan yang ada ruang terbuka hijau itu harus dijaga. Bisa jadi dihutankan, dibuat taman-taan, rumah sakit, pusat riset bahkan mungkin pemindahan ibu kota provinsi," kata dia.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyambut baik rencana pengembangan Kawasan Baru Kota walini tersebut sebagai upaya pemerataan pembangunan.
"Ini kan milik PTPN VIII sehingga pengembangannya harus memperhatikan ruang terbuka hijau. Tentunya kami menyambut baik dan mendukung sekali," kata Gubernur yang akrab disapa Aher ini.