Antarajabar,com - PT Bank Pembangunan Daerah Jabar Banten (Bank BJB) dipastikan ikut serta dalam setiap pembiayaan proyek infrastruktur di Jawa Barat dengan masuk dalam konsorsium pembiayaannya.
"Bank BJB dipastikan akan ikut dalam setiap pembiayaan proyek infratruktur strategi di Jawa Barat. Kita ikut dalam konsorsium, salah satunya dalam pembiayaan proyek Tol Soroja," kata Direktur Bank BJB Ahmad Irfan pada kegiatan Outlook Ekonomi 2016 yang digelar PWI Jawa Barat di Bandung, Jumat.
Hal itu, menurut dia merupakan bagian dari ekspansi dan optimaliasi penyaluran pembiayaan untuk proyek-proyek yang didanai oleh APBN dan APBD di provinsi itu.
Ia menyebutkan, dalam pembiayaan Tol Soroja pihaknya akan masuk dalam konsorsium pembiayaan bersama sejumlah bank BUMN. Ia menyebutkan untuk pembiayaan Soroja itu pihaknya siap mengucurkan kredit infratruktur senilai Rp100 juta.
"Di Soroja sebagai partisipasi sebagai anggota konsorsium, namun untuk proyek infrastruktur ABPN dan APBD di kisaran Rp1 triliun hingga Rp2 triliun, Bank BJB siap menjadi leader konsorsiumnya," kata Ahmad Irfan.
Lebih lanjut ia menyebutkan, turun di proyek Jalan Tol bukan sekali ini saja, sebelumnya juga berpartisipasi dalam pembiayaan proyek tol Cipali yang saat ini sudah bisa dimanfaatkan di kawasan Pantura.
Ahmad Irfan menyebutkan, banyak proyek infrastruktur di Jawa Barat yang akan digelar dalam beberapa tahun depan. Selain tol Soroja juga rencananya adalah pembanguna Tol Cileunyi - Tasikmalaya (Citas), kemudian Bandara Internasional International Jabar (BIJB) di Majalengka serta beberapa proyek infrastruktur lainnya.
"Tahun 2016 mendatang, BJB akan menggenjot kredit infrastruktur dengan sumber dana dari APBN dan APBD. Dari sisi risiko tidak ada karena sudah ada pagu anggarannya, meski demikian nilainya memang besar-besar," kata Irfan.
Meski demikian, tidak disebutkan berapa yang disiapkan untuk kredit infrastruktur itu, namun menurut dia tergantung dari proyek infrastruktur yang akan dikerjakan.
Selain itu, dengan pertumbungan ekonomi Jawa Barat yang masih cukup tinggi yakni di atas lima persen pada triwulan ketiga 2015 membuat pihaknya cukup optimistis kinerja bank itu akan tetap terjaga.
"Memang pada 2015 ada pertumbuhan melambat di ekonomi kita, namun kami melihat 2016 cukup optimistis. Paket kebijakan pemerintah diharapkan bisa efektif dan memberikan dukungan bagi pertumbuhan ekonomi nasional ke depan," katanya.
Pada kesempatan itu, Ahmad Irfan menyebutkan, pihaknya masih akan tetap mendorong pertumbuhan core bisnisnya pada kredit konsumer yang menjadi pasar andalan bank itu.
"Kredit konsumer tetap menjadi pasar yang diandalkan, namun kami memberikan variasi layanan sehingga kredit itu bisa diarahkan ke sektor produktif dan menciptakan pelaku usaha baru," kata Ahmad Irfan.