Antarajabar.com - Provinsi Banten akan tetap memegang saham di Bank Jabar Banten (BJB) meski mendirikan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Banten, kata Direktur Bank BJB Ahmad Irfan di Denpasar, Bali, Minggu malam.
"Saya sudah betemu dengan Pak Rano, Gubernur Banten, menyatakan Banten tetap gabung di Bank BJB, bahkan ia mau menambah penyertaan modalnya di BJB," kata Ahmad Irfan pada kegiatan temu media itu.
Ia menyebutkan, kebijakan pembentukan BPD oleh Pemprov Banten melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Banten, PT Banten Global Development (BGD) merupakan hak dari pemerintah daerah itu, dan telah dilakukan ajuan pendanaanya dari APBD provinsi itu beserta kabupaten/kota di daerah tersebut. Karena telah dianggarkan, maka menurut Irfan langkah pembentukan BPD Banten itu sudah dipastikan akan terbentuk.
Namun sejauh ini, kata Irfan tidak ada pembicaraan yang mengarah untuk melepas kepemilikannya di Bank BJB. Bahkan adanya respon untuk melakukan penambahan modal di Bank BJB kata Irfan mengisyaratkan Pemprov Banten tetap menjadi bagian dari bank BPD pertama yang masuk pasar modal itu.
Ia menyatakan tidak khawatir, pembentukan BPD Banten bisa mempengaruhi kinerja Bank BJB dalam menjalankan ekspansi bisnisnya. Menurut dia tidak mudah untuk membentuk sebuah bank daerah, butuh kajian yang dalam.
Berdasarkan laporan keuangan BKB kuartal III 2015, kompisisi kepemilikan saham seri A Pemprov Banten sebesar 5,37 persen.
Kepemilikan saham seri A terbesar yakni Pemprov Jabar 38,26 persen dan pemerintah kabupaten/kota sebesar 7,76 persen.
Sedangkan kepemilikan saham seri B 5,8 persen dimiliki oleh investor ritel yakni 5,74 persen dimiliki oleh investor institusi, 0,02 persen dimiliki oleh investor ritel luar negeri dan 13,44 persen dimiliki investor institusi luar negeri.
Pada kesempatan itu, Ahmad Irfan menegaskan Bank BJB akan terus meningkatkan kinerjanya pada 2016 dengan membangun fondasi yang lebih kuat untuk pertumbuhan yang berkualitas.
Untuk pertumbuhan bisnis dan peningkatan profitabilitas, menurut Irfan pihaknya akan mendorong peningkatan komposisi dana pihak ketiga, kualitas layanan, pertumbuhan kredit yang optimal dalam meningkatkan pasar, peningkatan fee based income dan laynan bacassurance.
Dirut Bank BJB menargetkan pertumbuhan kredit pada 2016 sebesar 14 persen, pertumbuhan DPK sebesar 13,5 persen, penurunan NPl di bawah 2,3 persen, LDR 92 persen dan CAR 16,5 persen.
"Hingga triwulan ke tiga, kami telah membukukan laba bersih senilai Rp864 miliar atau meningkat 20,6 persen. Dengan angka itu BJB menempati pertumbuhan laba di posisi kedua secara nasional," kata Irfan.
Lebih lanjut, ia menyebutkan, kinerja hingga kuarter III 2016 penghimpunan dan pihak ketiga Rp81,9 triliun dengan total asset Rp95,6 triliun. Selain itu ekspansi penyaluran kredit terus dilakukan dengan mengedepankan produk unggulan konsumer serta sindikasi.
"Ke depan Bank BJB akan ikut dalam setiap pembiayaan program infrastruktur yang dibiayai APBN atau APBD di Jawa Barat, salah satunya jalan tol melalui konsorsium," katanya.
Di sisi lain, Bank BJB terus meningkatkan jumlah nasabah selain mengoptimalkan pemasaran, juga melakukan kerja sama dengan sejumlah institusi pemerintah maupun lembaga seperti dengan Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama. Kerja sama itu kata Irfan akan dilanjutkan dengan institusi lainnya.
"Saat ini jaringan Bank BJB sudah tersebar ke seluruh Indonesia, sehingga dapat mendukung pencapaian visi Bank BJB menjadi 10 bank terbesar dan berkinerja baik di Indonesia," kata Dirut Bank BJB itu menambahkan.
Provinsi Banten Tetap Pegang Saham Bank BJB
Senin, 30 November 2015 14:03 WIB