Antarajabar.com - PT Bank Pembangunan Daerah Jabar Banten (Bank BJB) membukukan laba bersih hingga September 2015 atau Triwulan III senilai Rp864 miliar atau meningkat dibanding periode sama tahun sebelumnya.
"Hingga akhir triwulan III laba bersih mencapai Rp864 miliar, lebih tinggi 20,6 persen dari realiasi September 2014," kata Direktur Utama Bank BJB Achmad Irfan pada Analys Meeting Triwulan III Bank BJB, Kamis.
Irfan menyebutkan naiknya laba bersih itu, utamanya bersumber pada pendapatan bunga bersih yang naik 8,4 persen dan fee based income yang tumbuh 47,4 persen.
Selain membukukan pertumbuhan laba yang cukup signifikan, bank yang berkantor pusat di Jalan Naripan Kota Bandung itu membukukan total dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp81,9 triliun.
Angka itu, kata dia tumbuh sekitar 26,8 persen dibandingkan dengan triwulan tahun 2014. Berbagai upaya yang dilakukan untuk penghimbunan dana pihak ketiga bagi dalam bentuk tabungan dan deposito terus digenjot.
Bahkan bank pembangunan pertama yang melantai di pasar bursa itu juga menggenjot program penghimpunan dana murah atau tabungan pada 2015, sekaligus menyeimbangkan CASA.
Sementara itu penyaluran kredit Bank BJB hingga triwulan III 2015 telah mencapai Rp54,5 triliun. Menurut dia pengaluran kredit hingga September 2015 masih dominan untuk kredit konsumer yang nilainya mencapai Rp37,2 triliun.
Sedangkan sisanya kredit KUMKM, KPR dan lainnya. Irfan menyebutkan bank itu tetap mengandalkan kredit konsumer menjadi salah satu bisnis unggulannya karena telah memiliki pasar yang stabil.
"Penyaluran kredit tetap dijaga dan tumbuh, totalnya triwulan III mencapai Rp54 ,5 triliun, konsumer masih menjadi andalan kami," katanya.
Lebih lanjut Dirut Bank BJB menyebutkan, tidak hanya DPK dan kredit, pihaknya pun sukses melakukan credit recovery program dengan menekan Non-Performing Loans (NPL) menjadi 3,5 persen.
"Itu berkat prinsip kehati-hatian yang kami terapkan ditambah oleh adanya pembinaan dan monitoring para debitur," kata Irfan.
Peningkatan kinerja itu, kata Irfan juga berimbas kenaikan asset yang hingga akhir September 2015 mencapai Rp95,6 triliun. Angka tersebut kata dia lebih tinggi 21,5 persen dibandingkan realisasi pada September 2014.
Pada kesempatan itu, kata Irfan pihaknya terus melakukan inovasi dan penguatan bisnisnya dengan memperkuat beberapa program. Salah satunya melakukan pembenahan di sektor kredit mikro serta penguatan infrastruktur dan IT.