Antarajabar.com - Sejumlah pedagang hewan kurban di Kota Bandung mengeluhkan sulitnya mendapat rumput untuk pakan ternak akibat musim kemarau.
"Di Bandung memang sulit cari rumput, apalagi ketika kemarau ektrim seperti sekarang ini, mau cari di mana, semuanya kering," kata pedagang hewan kurban di daerah Buah Batu Bandung Diki Januar, Selasa.
Pedagang asal Bandung itu mengaku harus mencari rumput ke daerah Pangalengan, Bandung Selatan. Akibatnya ia pun mesti merogoh kocek lebih dalam untuk ongkos transportasi. Dalam satu kali memberi pakan, dia biasanya menghabiskan rumput hingga 4-5 karung.
Untuk mengatasi kesulitan itu Diki memakai pakan konsentrat untuk pakan dombanya, yakni berupa campuran dari jagung, kalsium, garam dapur dan ongok yang digiling.
"Terpaksa disiasati pake konsentrat, karena bila dipaksakan menggunakan rumput keuntungan yang saya dapat dari penjualan akan semakin sedikit," katanya.
Sementara itu omzet penjualan kurban, dirinya bersyukur tidak ada penurunan. Selama hampir satu bulan berjualan dan pendapatannya normal.
Pedagang hewan kurban lainnya Anjar Sritani, 37 tahun, juga mengeluhkan sulitnya mencari rumput untuk pakan hewan kurbannya. Ia mengatakan mesti mengambil rumput ke daerah Ciparay, Kabupaten Bandung. Sama halnya dengan Diki, Anjar mengatakan penjualan kurban saat ini, lebih ramai daripada tahun sebelumnya.
"Saya udah 2 tahun jualan, alhamdulilah tahun ini (2015) ramailah, terutama untuk kambing," kata Anjar.
Anjar menyediakan stok sapi sebanyak 200 ekor, sementara untuk domba, ia sediakan 150 ekor. Dirinya mengaku, walaupun masih musim kemarau, hewan-hewan kurban miliknya tidak mengalami masalah kesehatan.
"Sehat semua tadi saya cek," ujar lelaki yang baru berjualan dua pekan itu.
Meski demikian, ia menyebutkan ada kenaikan harga sapi untuk kurban antara Rp2juta hingga Rp3 juta per ekornya dibandingkan tahun lalu tergantung ukurannya.
Sebelumnya, Kepala Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat Haryadi Wargahadibrata mengatakan, dari 27 kabupaten/kota di Jabar, sudah 15 daerah yang menyatakan siaga darurat menghadapi kekeringan.
Sementara itu prakiraan Badan Meteorologi , Klimatologi dan Geofikisa (BMKG) Stasiun Kelas 1 Bandung, Susiana, mengatakan perkiraan berakhirnya kemarau kemungkinan mundur akibat pengaruh fenomena El-Nino.
"Kemarau sekarang lebih kering karena ada pengaruh El-Nino dan diperkirakan lebih panjang. Kita perkirakan mudah-mudahan di November 2015 sudah mulai turun hujan," kata Susiana.
Pedagang Hewan Kurban di Bandung Kesulitan Rumput
Selasa, 15 September 2015 14:14 WIB