Bandung (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandung menyebutkan bahwa sebagian besar wilayah Jawa Barat (Jabar) memasuki peralihan musim, dari kemarau ke musim hujan, sehingga harus menjadi perhatian masyarakat untuk melakukan langkah antisipasi menghadapinya.
“Di wilayah Bandung Raya dan sebagian Jawa Barat sudah mulai memasuki masa transisi. Berdasarkan rilis dari BMKG, untuk wilayah Jawa Barat pada umumnya mulai memasuki musim hujan diprediksi di awal Oktober,” kata Staf Data dan Informasi Stasiun Geofisika BMKG Bandung Yuni Yulianti di Bandung, Rabu.
Yuni mengungkapkan bahwa tanda-tanda peralihan ke musim hujan mulai terlihat di sebagian besar wilayah Jabar dengan meningkatnya intensitas hujan di sore hingga malam hari.
“Hal ini ditandai dengan mulai melemahnya dominasi angin Monsun Australia dan bertambahnya tutupan awan konvektif yang signifikan,” kata dia.
Dia menyebutkan kondisi cuaca di sebagian wilayah Jabar untuk dua hari ke depan diprediksi berpotensi hujan ringan hingga sedang pada siang, sore dan malam hari.
“Jadi, untuk dua hari ke depan di Jawa Barat masih ada potensi hujan dengan intensitas hujan ringan hingga lebat. Mohon masyarakat untuk mengantisipasi ini,” kata dia.
Ia mengungkapkan kondisi cuaca di wilayah Jabar telah melewati puncak musim kemarau pada Juli dan Agustus, kemudian September sudah mulai memasuki masa transisi ke musim hujan.
“Awal musim hujan sebagian besar wilayah Jawa Barat dimulai pada bulan Oktober. Kecuali untuk Tasikmalaya dan Pangandaran, Karawang, Bekasi, Subang, dan Indramayu akan terjadi pada awal dan pertengahan November,” ujarnya.
Lebih lanjut, Yuni mengatakan dalam menghadapi masa peralihan musim kemarau ke musim hujan tahun ini, masyarakat diminta mewaspadai potensi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat, angin kencang, dan kilat yang mungkin terjadi secara tiba-tiba.
“Jadi, ciri khas di masa peralihan adalah hujan disertai petir ataupun kilat, karena adanya pertumbuhan awan hujan atau cumulonimbus,” katanya.