ASEAN Railway CEO (ARCEOs') Conference ke-44 di Bandung pada hari Selasa (3/9/2024) ini, mendapatkan paparan soal teknologi dan keberlanjutan dari Progress Rail Locomotive dan PT Industri Kereta Api (INKA) pada agenda Plenary Meeting.
Paparan Progress Rail Locomotive, dibawakan oleh Managing Director Asia Pacific Progress Rail Locomotive Matthew Dunwoodie yang membicarakan tentang sejarah anak usaha Caterpillar tersebut selama lebih dari 40 tahun hingga menjadi produsen mesin diesel terbesar di dunia dan berkembang ke produk jalur rel, sistem persinyalan, hingga gerbong barang.
Baca juga: Menhub paparkan perkembangan kereta Indonesia di ARCEOs' Conference
Seiring perkembangan waktu, Progress Rail Locomotive, kata Matthew, menghadirkan berbagai teknologi yang mengusung tema keberlanjutan, salah satunya lokomotif Electro Motive Diesel (EMD) yang dilengkapi dengan sistem otomatisasi kereta Talos yang membantu mencegah rel anjlok dan gangguan misi, memberikan keamanan dan menghemat bahan bakar.
"Sejauh ini adalah satu-satunya pengendali mesin berbasis kecerdasan buatan di industri pengangkutan yang sudah berjalan kurang lebih tiga tahun dan tidak ada kerusakan," katanya.
Matthew mengatakan, mereka juga menawarkan teknologi pencatat kejadian menggunakan sensor untuk mendeteksi dan memantau potensi hambatan yang membantu pencegahan anjlok.
Serta mereka menyediakan lokomotif hibrida dengan baterai listrik sebagai energi alternatif.
"Intinya kami berinvestasi pada otomatisasi dan optimalisasi generasi berikutnya untuk meningkatkan kapasitas rel, menjaga semua orang tetap aman dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan," katanya.
Di lokasi yang sama, International Marketing Specialist PT INKA Wiwid Alfrianto mengungkapkan, perusahaan plat merah yang didirikan pada 1981 tersebut bersama PT KAI telah membangun berbagai prasarana, seperti LRT, MRT di Jabodetabek dan berbagai kereta api dari banyak lokasi di Indonesia.
PT INKA juga telah mengekspor lokomotif ke berbagai negara di sekitar, seperti Filipina, Bangladesh dari tahun 2005, Malaysia, Singapura, bahkan ke Selandia Baru dan Australia.
"Projek terbaru saat ini adalah pembangunan LRT di Jakarta dengan menggandeng atau bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan, serta memantapkan sarana prasarana di Jabodebek juga, dengan harapannya agar melebarkan sayap di berbagai daerah," ujarnya.
Paparan Progress Rail Locomotive, dibawakan oleh Managing Director Asia Pacific Progress Rail Locomotive Matthew Dunwoodie yang membicarakan tentang sejarah anak usaha Caterpillar tersebut selama lebih dari 40 tahun hingga menjadi produsen mesin diesel terbesar di dunia dan berkembang ke produk jalur rel, sistem persinyalan, hingga gerbong barang.
Baca juga: Menhub paparkan perkembangan kereta Indonesia di ARCEOs' Conference
Seiring perkembangan waktu, Progress Rail Locomotive, kata Matthew, menghadirkan berbagai teknologi yang mengusung tema keberlanjutan, salah satunya lokomotif Electro Motive Diesel (EMD) yang dilengkapi dengan sistem otomatisasi kereta Talos yang membantu mencegah rel anjlok dan gangguan misi, memberikan keamanan dan menghemat bahan bakar.
"Sejauh ini adalah satu-satunya pengendali mesin berbasis kecerdasan buatan di industri pengangkutan yang sudah berjalan kurang lebih tiga tahun dan tidak ada kerusakan," katanya.
Matthew mengatakan, mereka juga menawarkan teknologi pencatat kejadian menggunakan sensor untuk mendeteksi dan memantau potensi hambatan yang membantu pencegahan anjlok.
Serta mereka menyediakan lokomotif hibrida dengan baterai listrik sebagai energi alternatif.
"Intinya kami berinvestasi pada otomatisasi dan optimalisasi generasi berikutnya untuk meningkatkan kapasitas rel, menjaga semua orang tetap aman dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan," katanya.
Di lokasi yang sama, International Marketing Specialist PT INKA Wiwid Alfrianto mengungkapkan, perusahaan plat merah yang didirikan pada 1981 tersebut bersama PT KAI telah membangun berbagai prasarana, seperti LRT, MRT di Jabodetabek dan berbagai kereta api dari banyak lokasi di Indonesia.
PT INKA juga telah mengekspor lokomotif ke berbagai negara di sekitar, seperti Filipina, Bangladesh dari tahun 2005, Malaysia, Singapura, bahkan ke Selandia Baru dan Australia.
"Projek terbaru saat ini adalah pembangunan LRT di Jakarta dengan menggandeng atau bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan, serta memantapkan sarana prasarana di Jabodebek juga, dengan harapannya agar melebarkan sayap di berbagai daerah," ujarnya.