Antarajawabarat.com, 20/5 - Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat berharap adanya penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Pemprov Jawa Barat dengan Kemenristek yang akan meneliti dan mengembangkan sapi Jawa Barat, yaitu sapi Pasundan bisa menjadi solusi untuk kebutuhan daging sapi nasional.
"Mungkin, kalau program ini sukses dan berhasil maka ini merupakan harapan bagi stok untuk pemenuhan daging sapi di Indonesia," kata Kepala Dinas Peternakan Dody FN, usai menghadiri upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional, di Gedung Sate Bandung, Rabu.
Ia menuturkan, Sapi Pasundan memiliki sejumlah kelebihan diantaranya komposisi daging yang lebih besar daripada tulang yakni 60 : 40.
"Beratnya itu bisa sampai 300-350 kg. Dia komposisinya lebih ke daging. Perbandingannya itu 60 persen daging dan 40 persen tulang," kata dia.
Selain itu, lanjut Dody, dengan adanya pengembangan dan penelitian terhadap Sapi Pasundan tersebut maka Jawa Barat memiliki genetika lokal untuk jenis sapi.
"Kita ingin pemurniaan dari sapi lokal yang ada, selama ini sudah ada kan Sapi Bali, Sapi Madura dan Jawa Barat tidak punya. Sehingga dengan adanya ini maka kami punya genetika lokal sapi," ujar dia.
Dikatakan dia, seleksi penelitian lapangan untuk Sapi Pasundan ini bisa memakan waktu antara dua hingga tiga tahun.
"Setelah itu, akan kita ambil sperma dari sapi jantannya untuk kita seleksi. Kita kawinkan lagi dengan sapi lokal. Jadi hasil perkawinannya kita seleksi," kata dia.
Ia menambahkan, saat ini populasi Sapi Pasundan yang ada keberadaannya mayoritas ada di wilayah Jabar Selatan mencapai lima ribu ekor.
Dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia khususnya di Jawa Barat, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir menandatangani MoU dengan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan tentang kesepakatan bersama "Penerapan Iptek Agribisnis Terpadu Berbasis Keanekaragaman Hayati di Jawa Barat", di Gedung II BPPT Lantai 24, Selasa.
Selanjutnya untuk menindaklanjuti MoU ini ditandatangani juga Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Asisten Deputi Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenristekdikti, Hadirin Suryanegara bersama Kepala Pusat Penelitian Biotek LIPI, Direktur PT Karya Anugerah Rumpin (KAR) Karnadi, BP3IPTEK Jawa Barat Dan Universitas Padjadjaran.
Penandatanganan PKS ini disaksikan oleh Menristekdikti M Nasir dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher.
Semua pihak mendukung adanya kerjasama ini karena teknologi pangan harus terus ditingkatkan dalam rangka meningkatkan produksi pangan nasional.
Salah satunya adalah Jawa Barat adalah penghasil daging sapi nasional karena memiliki lingkungan yang cocok untuk peternakan sapi.
Melalui kerjasama ini, akan dilakukan penerapan dan agribisnis pertanian terpadu berbasis peternakan di Jawa Barat, dengan fokus pada pengembangan sapi unggul.
"Segera yang akan kami kembangkan adalah penelitian dan pengembangan sapi Jawa Barat yaitu sapi Pasundan," kata Aher.
Sebagai langkah awal, akan dilakukan penelitian dan produksi bibit sapi unggul di PT KAR, juga akan dilakukan peningkatan populasi dan mutu genetik ternak melalui IB sexing, pelestarian plasma nutfah dan perbaikan mutu genetik sapi Pasundan, pengembangan kawasan agribisnis terpadu berbasis pertanian dan peternakan dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia bidang agribisnis terpadu berbasis pertanian dan peternakan.
"Mengapa kami tidak mengambil sapi-sapi yang lain? karena sapi Pasundan ini sudah cocok dengan iklim di Jawa Barat. Dan menurut penelitian sementara, sapi Pasundan merupakan sapi yang paling tahan penyakit," kata Aher.
Agribisnis peternakan dan pengolahan hasil dilakukan dengan konsep pertanian terpadu berbasis peternakan. Kegiatan ini memanfaatkan fasilitas yang ada di Agrotechnopark (ATP) Cikadu, Jawa Barat.
Kegiatan penerapan dan peningkatan agribisnis pertanian terpadu berbasis peternakan di Jawa Barat akan melahirkan UKM dan IKM yang selanjutnya dilakukan pembinaan berupa pelatihan-pelatihan dan pendampingan.***3***
Ajat S