Kota Bandung (ANTARA) - Balai Pengelolaan Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Jawa Barat, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencanangkan Terminal Cicaheum, Kota Bandung, menjadi Depo Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya yang ditargetkan mulai beroperasi pada 2026 atau 2027.
Kepala (BPTD) Kelas 2 Jawa Barat Muhammad Fahmi mengatakan ke depan seluruh bus antarkota antarprovinsi (AKAP) dan antarkota dalam provinsi (AKDP) akan dialihkan seluruhnya menuju Terminal Leuwipanjang.
Baca juga: Pj Gubernur Jabar ungkap BRT Bandung Raya tidak bisa dipaksakan seperti Busway Jakarta
“Terminal Cicaheum itu akan menjadi depo kendaraan bus listrik yang mempunyai fasilitas Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan kemudian juga konsepnya Transit Oriented Development (TOD). Jadi bukan hanya depo, tapi juga ada fasilitas-fasilitas untuk publik,” kata Fahmi, di Bandung, Rabu.
Fahmi menjelaskan untuk penghentian operasional Terminal Cicaheum secara penuh masih dalam tahap kajian bersama Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat dan Kota Bandung. Sebab, program peralihan transportasi massal perkotaan menjadi BRT Bandung Raya ini diperkirakan akan tuntas pada tahun 2026.
“Kalau kepastian waktu kapan penutupannya ya. Sampai saat ini juga kami terus berdiskusi dengan teman-teman dari Pemprov Jabar terkait persiapan dan perencanaan, termasuk mensosialisasikan terlebih dahulu,” kata dia.
Dia mengungkapkan bahwa angkutan kota (angkot) yang berhenti di Terminal Cicaheum juga akan secara bertahap dikonversi menjadi BRT.
“Angkot itu nanti akan tergantikan dengan layanan BRT, karena ini kan konsepnya angkutan perkotaan ya. Jadi kurang lebih kalau di Jakarta itu kita lihat ada Transjakarta,” katanya.
Fahmi menyebutkan tidak hanya di Kota Bandung, melainkan beberapa terminal di Bandung Raya juga akan diubah untuk menjadi Depo BRT. Seperti di Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Jatinangor, Sumedang.