Dalam kerja sama dengan Pemprov Jabar, Dadang mengatakan disiapkan sekitar 1,2 hektare sebagai fasilitas kandang guna pembesaran dan penggemukan sapi perah.
"Tapi kami juga agak pusing, karena kalau 200 ekor itu kita harus menyiapkan lahan lain sebagai mitra sekitar 20 hektare untuk hijauan makan ternak (HMT) guna pakannya. Karena selaku pengelola peternakan kami tenang kalau rumput itu sudah di tangan sebagai kebutuhan dasar sapi," ucapnya.
Namun demikian, Dadang mengatakan hal tersebut merupakan langkah yang positif sebagai usaha meningkatkan populasi di Jawa Barat, setelah dilakukan impor 127 indukan sapi perah dari Australia pasca wabah PMK dan LSD menyerang ternak.
"Mungkin impor untuk pertama kali oke, nanti baru meningkatkan peranakannya atau bibit breedingnya dari anakan sendiri, sehingga itu nanti akan menambah populasi pelan-pelan kemudian juga nanti akan secara bertahap memulihkan produksi yang ada di lokal," ucapnya.
Berdasar data BPS, populasi sapi potong di Jabar sampai 2022 sebanyak 377.505 ekor (2021 sebanyak 415.141 ekor), sementara sapi perah di tahun yang sama sebanyak 110.005 ekor (2021 sebanyak 119.939 ekor).
Untuk produksi, daging sapi di Jabar per 2023 sebanyak 76,2 ribu ton (2022 sebanyak 72,4 ribu ton). Sementara untuk susu per 2023 di Jabar diproduksi sebanyak 268,4 ribu liter (2022 sebanyak 264,8 ribu liter).
Jabar revitalisasi sapi potong dan perah setelah populasi turun akibat PMK
Senin, 22 Juli 2024 17:58 WIB
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jabar revitalisasi sapi potong-perah pasca populasi turun akibat PMK