Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin berpeluang bergerak menguat di tengah rilis data inflasi Indonesia periode Juni 2024.
IHSG dibuka menguat 13,04 poin atau 0,18 persen ke posisi 7.076,62. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 2,51 poin atau 0,28 persen ke posisi 890,24.
"IHSG berpeluang menguat pada awal perdagangan Juli 2024," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.
Dari dalam negeri, PMI Manufaktur Indonesia akan dirilis pada Senin (01/07) pagi ini pukul 07.30 WIB dari S&P Global, yang diproyeksikan untuk PMI Manufaktur Indonesia periode Juni 2024 akan berada di level 51, atau tetap di area ekspansif, meskipun cenderung melambat dibandingkan bulan sebelumnya di 52,1.
Selain itu, juga ada data inflasi periode Juni 2024 yang akan dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), yang diperkirakan menembus 0,07 persen month to month (mtm), atau melandai menjadi 2,74 persen year on year (yoy) pada Juni 2024 dan inflasi inti diproyeksikan ada di angka 1,97 persen (yoy).
Indeks Harga Konsumen (IHK) diperkirakan kembali naik atau mengalami inflasi pada Juni 2024 setelah mencatat deflasi pada Mei 2024, kenaikan dipicu oleh biaya sekolah anak dan kenaikan harga cabai.
Dari mancanegara, sejauh ini kondisi pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) masih cukup ketat, sementara inflasi meskipun melandai tetap belum sesuai dengan target bank sentral.
Kondisi seperti ini kemungkinan besar akan dibahas lebih lanjut pada pidato Jerome Powell yang akan dilakukan pada hari yang sama.
IHSG dibuka menguat 13,04 poin atau 0,18 persen ke posisi 7.076,62. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 2,51 poin atau 0,28 persen ke posisi 890,24.
"IHSG berpeluang menguat pada awal perdagangan Juli 2024," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.
Dari dalam negeri, PMI Manufaktur Indonesia akan dirilis pada Senin (01/07) pagi ini pukul 07.30 WIB dari S&P Global, yang diproyeksikan untuk PMI Manufaktur Indonesia periode Juni 2024 akan berada di level 51, atau tetap di area ekspansif, meskipun cenderung melambat dibandingkan bulan sebelumnya di 52,1.
Selain itu, juga ada data inflasi periode Juni 2024 yang akan dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), yang diperkirakan menembus 0,07 persen month to month (mtm), atau melandai menjadi 2,74 persen year on year (yoy) pada Juni 2024 dan inflasi inti diproyeksikan ada di angka 1,97 persen (yoy).
Indeks Harga Konsumen (IHK) diperkirakan kembali naik atau mengalami inflasi pada Juni 2024 setelah mencatat deflasi pada Mei 2024, kenaikan dipicu oleh biaya sekolah anak dan kenaikan harga cabai.
Dari mancanegara, sejauh ini kondisi pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) masih cukup ketat, sementara inflasi meskipun melandai tetap belum sesuai dengan target bank sentral.
Kondisi seperti ini kemungkinan besar akan dibahas lebih lanjut pada pidato Jerome Powell yang akan dilakukan pada hari yang sama.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG berpeluang menguat di tengah rilis data inflasi dalam negeri