“Banyu itu nyawa bagi tanaman dan banyu bukanlah sumber yang tak terbatas. Terlalu sering kita lihat sungai-sungai menjadi kering. Inilah mengapa merawat air menjadi begitu penting,” tuturnya.
Pada musim rendeng sekarang, petani di Desa Plumbon tengah merasakan berkah atas keberhasilan mereka dalam mengolah sawah. Setiap bulir padi yang menguning, dipanen untuk selanjutnya diproses sebagai bahan pangan pokok masyarakat.
Rata-rata sawah di desa itu dikelola secara perorangan, tetapi terdapat satu petak lahan yang disakralkan karena menjadi simbol perjuangan para petani terdahulu.
Yani Nuryani, tokoh masyarakat desa setempat, menyebutkan lahan itu bernama Sawah Buyut Lumbung Dalem yang luasnya hanya 150 bata.
Kendati lahannya kecil, sawah keramat tersebut dahulu pernah memiliki peran vital dalam menghasilkan beras untuk memasok kebutuhan logistik para prajurit di Batavia (sekarang Jakarta) saat berperang melawan penjajah.
Hikayat ini terus diwariskan dari generasi ke generasi, yang ditandai adanya tradisi memanen padi secara tradisional menggunakan alat sederhana seperti ani-ani.
Setiap tangkai padi dijadikan bibit (indung), kemudian disimpan dengan rapi di dalam lumbung kuno. Penduduk di desa itu percaya bahwa panen di sawah keramat tersebut bisa menjadi cerminan dari kualitas padi yang dihasilkan di wilayah Indramayu.
Setiap tangkai padi dijadikan bibit (indung), kemudian disimpan dengan rapi di dalam lumbung kuno. Penduduk di desa itu percaya bahwa panen di sawah keramat tersebut bisa menjadi cerminan dari kualitas padi yang dihasilkan di wilayah Indramayu.
Air untuk lumbung pangan
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Kabupaten Indramayu memiliki luas panen tanaman padi mencapai 231.354 hektare pada 2023, sedangkan tingkat produktivitas padi pada tahun tersebut di kisaran 8,6 ton per hektare.
Mengacu dari data itu, tak ayal bila wilayah ini disebut sebagai salah satu lumbung pangan di Jabar.
Pemerintah Kabupaten Indramayu mengestimasikan produksi padi bisa menyentuh angka sebesar 1,8 juta ton gabah kering panen (GKP), atau setara dengan 1,47 juta ton gabah kering giling (GKG) untuk tahun 2024. Adapun target produksi berasnya yakni sebanyak 926.780 ton.