Unjuk rasa yang dilakukan luas di Amerika Serikat mendapatkan momentum pada April setelah Universitas Columbia meminta kepolisian New York untuk mengusir paksa sekelompok mahasiswa yang berkemah di halaman kampus.
Lebih dari 100 orang ditangkap dalam aksi itu, tapi para pengunjuk rasa dengan cepat beradaptasi dan membentuk aksi duduk lainnya yang kemudian dibubarkan pada Selasa.
Gerakan yang meluas itu sampai-sampai membuat Presiden AS Joe Biden mengeluarkan pernyataan bahwa tidak ada tempat untuk paham anti-Semitisme atau pun ujaran kebencian di Amerika Serikat atau di kampus-kampus.
"Seharusnya tidak ada tempat di kampus mana pun, tidak ada tempat di Amerika, untuk anti-Semitisme atau ancaman kekerasan terhadap mahasiswa Yahudi," kata Biden saat memberikan sambutan di Gedung Putih seperti dilansir Sputnik, Kamis.
Namun, Biden mengatakan dia menentang pengiriman Garda Nasional untuk membubarkan protes yang merebak di kampus-kampus di AS.
Demonstrasi pro Palestina muncul di kampus-kampus AS dalam beberapa hari terakhir untuk menentang militer AS maupun dukungan keuangan dan diplomatik terhadap operasi militer Israel di Gaza.
Para mahasiswa menyerukan kepada pihak universitas untuk mengutuk operasi militer Israel di Gaza, melakukan divestasi di perusahaan yang terkait dengan Israel, dan menghentikan program studi di universitas-universitas Israel, serta tuntutan lainnya.