"Ada rongga-rongga atau retakan di dalam tanah, yang saat hujan terisi air dan menyebabkan tanah mengembang, lalu mengakibatkan pergerakan tanah," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Hidayat menuturkan hujan yang kerap terjadi dengan intensitas sedang hingga lebat adalah pemicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang dan tanah longsor.
Menurutnya, Tol Bocimi menjadi salah satu wilayah di Jawa Barat yang rentan terhadap bencana tanah longsor. Tol Bocimi dibangun di perbukitan bergelombang dengan kemiringan lereng bervariasi mulai landai hingga agak curam.
Berdasarkan peta prakiraan gerakan tanah bulan April 2024, lokasi itu masuk dalam zona potensi gerakan tanah menengah-tinggi.
Kelapukan tanah yang cukup tebal dan kemiringan lahan yang agak curam, membuat hujan dengan intensitas tinggi dan cukup lama sebagai pemicu terjadinya bencana.
"Apalagi kalau kita lihat, kondisi tebing di lokasi kejadian memang agak curam dan memperbesar gaya dorong," kata Hidayat.