Antarajawabarat.com8/10- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jabar, berencana mengusulkan pembuatan sumur bor ke BNPB, untuk mengatasi terjadinya kekeringan permanen.
"Menurut laporan yang kami terima sudah ada dua kecamatan yang mulai kekeringan dan sumur warga mulai mongering," kata Kepala BPBD Cianjur, Asep Suhara, di Cianjur, Rabu.
Dia mengungkapkan, dua kecamatan di Cianjur yang mulai dilanda kekeringan itu, Kecamatan Karangtengah dan Sukaluyu, namun tidak terjadi kekeringan permanen hanya sumur warga mulai mengering.
"Sumur warga di dua kecamatan itu mulai mengering pada pagi hari. Tapi ketika malam sudah terisi kembali meskipun tidak banyak. Jika terjadi kekeringan permanen, maka kami akan usulkan pembuatan sumur bor ke BNPB," katanya.
Pembuatan sumur itu, jelas dia, akan disesuaikan dengan jumlah penduduk atau luas wilayah. Jika terjadi kekeringan di tingkat RT/RW, maka akan dibuatkan sumur bor dangkal sedalam 30 meter dengan menggunakan mesin jetpam.
"Kalau untuk satu desa, maka kami akan buatkan sumur artesis dengan sistem pipanisasi dengan kedalaman 120 meter. Air dari bawah tanah itu, bisa mencukupi satu desa," katanya.
Dia menjelaskan, untuk biaya pembuatan sumur tersebut, anggarannya belum dapat diketahui berapa besar. Pasalnya, teknik pengerjaan atau pembangunannya akan dilimpahkan ke Dinas Tata Ruang dan Pemukiman (Distarkim) Cianjur.
"Kami hanya mengusulkan ke BNPB. Sedangkan teknik pengerjaannya oleh Distarkim. Jadi kami tidak tahu anggarannya berapa kalau membuat sumur tersebut. Kami tidak kekurangan anggaran karena masih bisa dibiayai pemerintah pusat dan provinsi," katanya.
Sedangkan wilayah yang menjadi langganan kekeringan di Cianjur setiap tahunnya, ungkap dia, seperti Kecamatan Bohongpicung, Karangtengah, Sukaluyu, Cilaku dan Cibeber.
"Untuk wilayah Cianjur selatan tidak begitu rawan dikarenakan wilayah itu merupakan daerah perbukitan. Penduduknya tinggal di atas bukit, kalau membutuhkan air, mereka tinggal turun ke bawah," katanya.***3***(KR,FKR)
Fikri