Adapun setiap bulan, warga dikenakan biaya sekitar Rp15 ribu sampai Rp25 ribu sehingga pengelolaan air bersama dapat menjadi penghasilan bagi desa dan pengelola yang sebagian besar dijalankan oleh Karangtaruna dan aparat RT/RW di masing-masing wilayah.
Kesulitan masyarakat untuk mendapatkan air menjadi teratasi meski setiap bulan mereka harus mengeluarkan biaya untuk berlangganan layaknya masyarakat di perkotaan. Namun, solusi yang diberikan tidak memberatkan warga bahkan beberapa di antaranya tidak lagi dipusingkan dengan pasokan air.
Adapun upaya pemerintah daerah dalam memberikan solusi kesulitan air bersih dilakukan melalui Perumdam Tirta Mukti Cianjur. Usai gempa, ribuan keluarga yang tinggal di perlintasan pipa Perumdam yang kesulitan mendapatkan pasokan air bersih, mereka mendapat sambungan gratis.
Sampai tahun 2024, Perumdam telah memberikan sekitar 8.000 sambungan gratis untuk warga dari kalangan tidak mampu di 17 kecamatan yang ada di Cianjur termasuk Kecamatan Cugenang dan Pacet yang selama ini kesulitan mendapatkan pasokan air.
"Pemerintah Kabupaten Cianjur, melalui Perumdam Tirta Mukti Cianjur kembali memberikan 5.000 sambungan air bersih gratis bagi masyarakat dengan penghasilan rendah di 17 kecamatan, termasuk 500 keluarga stunting di wilayah kota Cianjur," kata Bupati Cianjur, Herman Suherman.
Untuk pemasangan sambungan air yang seharusnya senilai Rp1 juta lebih itu, diberikan secara cuma-cuma alias gratis sebagai upaya pemerintah daerah dalam meringankan beban warga dan guna memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga di Cianjur.
Pemkab Cianjur berharap dengan sambungan air gratis yang diberikan, warga dapat menggunakan air sesuai kebutuhan dan tidak menggunakan air untuk mencuci kendaraan.
Seiring mengalirnya air ke rumah warga, dapat meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan warga karena tidak perlu lagi keluar rumah guna mendapat pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Sektrum - Pipanisasi air jadi solusi warga di kaki Gunung Cianjur
Jumat, 29 Maret 2024 20:30 WIB