Antarajawabarat.com,27/8 - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jawa Barat melakukan revisi target inflasi dan memprediksi inflasi 2014 di provinsi itu bisa di atas 4,5 persen plus minus satu.
"Perkembangan harga di pasaran dan pembatasan BBM jelas akan berpengaruh dan TPID Jabar melakukan revisi target inflasi tahun 2014 di Jabar," kata Ketua Penasihat TPID Jabar Dian Ediana Rae pada silaturahmi TPDI Jabar dan Kadin di Kantor BI Bandung, Selasa.
Dian Ediana yang juga pimpinan BI Bandung menyebutkan, awal tahun TPID Jabar memprediksi inflasi di Jabar sekitar 4,5 persen plus minus satu.
"Kita sudah reesesment target itu, kemungkinan di atas yang kita prediksi semula," kata dia.
Ia menyebutkan, dampak pembatasan BBM pada akhir tahun ini diprediksi berpengaruh besar terhadap pergerakan harga kebutuhan pokok di masyarakat menyusul adanya kenaikan biaya operasional produksi.
Meski demikian, menurut dia bila ada kebijakan lebih maksimal dari pemerintah gejolak itu bisa diatasi, salah satunya terkait kebijakan kenaikan harga BBM yang final dan pasti.
"Dunia usaha, termasuk UMKM di dalamnya butuh kepastian nilai rupiah terhadap dollar, juga stabilitas bahan baku dan biaya operasional. Adanya kebijakan yang berdampak pada biaya operasi secara otomatis ada pergerakan harga dan kami antisipasi itu," kata Dian.
Sementara itu Kepala Dinas Industri dan Perdagangan Jabar Ferry Sofyan Arief menyebutkan,pihaknya sudah melakukan antisipasi dampak kenaikan BBM itu salah satunya untuk mengendalikan harga kebutuhan pokok agar inflasi tetap terkendali.
"Kita antisipasi, termasuk memperlancar jalur distribusi kebutuhan pokok mayarakat sehingg pasokan normal. Sejauh ini pengaruh kebijakan pengurangan BBM bersubidi belum terasa dari sisi produksi, pengaruhnya baru pada sektor distribusi," katanya.
Meski demikian, menurut dia Pemprov Jabar melakukan antidipasi antara lain dengan menyiapkan operasi pasar beras dan kebutuhan pokok bila terjadi gejolak di pasaran.
"Untuk beras, bila terjadi gejolak langsung dilakukan Operasi Pasar oleh Sub Divre Bulog di daerah, langsung di daerah yang kurang pasokan," katanya.
Pemprov Jabar sendiri masih memiliki anggaran senilai Rp3,5 miliar untuk program pasar murah bila diperlukan di daerah.
"Koordinasi TPID Jabar ditingkatkan, termasuk dalam antisipasi dampak pengurangan subsidi BBM dalam beberapa hari terakhir ini. Minimal dengan adanya koordinasi dampaknya bisa diminimalisasi," kata Ferry menambahkan.***3***
Syarif A
