"'Golden hour' atau jam emas yaitu sekitar enam jam sejak pertama keluhan, dokter rumah sakit bisa melakukan penyedotan pada sumbatan tersebut," kata Kevin kepada wartawan di rumah sakit kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis.
Ketika enam jam itu terlewat, menarik sumbatan pada pembuluh darah pun sudah sia-sia. Bahkan untuk yang waktu sudah lama, sumbatan itu biasanya agak mengeras dan menempel ke jaringan pembuluh darah sekitarnya.
"Kalau kami paksa, ada risiko robek yang itu mengakibatkan pendarahan," kata Kevin.
Karena itu, masyarakat perlu disosialisasikan gejala-gejala penyakit berkenaan dengan penyempitan pembuluh darah agar bisa menyegerakan dibawa ke rumah sakit saat gejala timbul.
Pembengkakan pada pembuluh darah, istilah kedokteran menyebutnya aneurisma, umumnya berupa sebentuk kantong pada pembuluh darah yang tersumbat pada fase awal gejala.
Dokter subspesialis radiologi intervensi dapat mengempiskan kantong tersebut dengan cara menjepit pangkal dari pembengkakan atau aneurisma tanpa membuat sayatan yang lebar di kepala.
"Jadi tidak dibuka kepalanya, tidak. Kami hanya memasukkan selang, dan kami keluarkan sejenis kawat halus yang tipis untuk menutupi aneurisma tersebut sehingga meminimalkan kemungkinannya untuk pecah," kata Kevin.
Sayatan berukuran kurang lebih tiga milimeter yang biasanya dibuat pada pangkal paha sebagai celah memasukkan selang kecil (kateter).
Dengan sayatan minimal, maka nyeri yang dikeluhkan pasien akan terasa lebih kecil dan pasien bisa langsung beraktivitas kembali dalam waktu yang singkat.
"Kalau aneurisma yang lebar, kami memasang stent (selang dari jala-jala yang terbuat dari besi) untuk menutupi lubang di dinding pembuluh darah sehingga aliran darah mengalir ke arah yang benar, tidak masuk kembali ke dalam kantong aneurismanya," tambah Kevin.
Lalu gejala yang perlu diperhatikan agar 'golden hour' tidak sampai terlewat antara lain:
Jika pembengkakan (aneurisma) tapi kantong belum pecah, gejalanya berupa nyeri kepala berulang, nyeri mata dan gangguan penglihatan.
Jika kantong pembengkakan itu pecah, gejala awal yang dirasakan berupa nyeri kepala yang sangat hebat, leher kaku, dan penurunan kesadaran.
"Kalau aneurisma yang lebar, kami memasang stent (selang dari jala-jala yang terbuat dari besi) untuk menutupi lubang di dinding pembuluh darah sehingga aliran darah mengalir ke arah yang benar, tidak masuk kembali ke dalam kantong aneurismanya," tambah Kevin.
Lalu gejala yang perlu diperhatikan agar 'golden hour' tidak sampai terlewat antara lain:
Jika pembengkakan (aneurisma) tapi kantong belum pecah, gejalanya berupa nyeri kepala berulang, nyeri mata dan gangguan penglihatan.
Jika kantong pembengkakan itu pecah, gejala awal yang dirasakan berupa nyeri kepala yang sangat hebat, leher kaku, dan penurunan kesadaran.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Hindari rusak otak permanen dengan ingat "golden hour"