Cimahi (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi, Jawa Barat menggelar operasi pasar beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di seluruh kecamatan dalam rangka mengendalikan harga beras di pasaran yang dalam beberapa waktu terakhir mengalami kenaikan.
“Kegiatan operasi pasar khususnya beras, dilakukan setelah kita melihat perkembangan harga beras di tengah masyarakat mengalami kenaikan, yang kami lakukan ini merata untuk seluruh kecamatan dengan total 30 ton beras,” kata Penjabat Wali Kota Cimahi Dicky Saromi di Cimahi, Rabu.
Dicky menjelaskan kegiatan operasi pasar beras medium SPHP digelar untuk membantu meringankan beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok dan sebagai bentuk perhatian pemerintah kepada masyarakat.
Harga yang dijual pada operasi beras medium sebesar Rp10.600 per kilogram atau Rp53.000 per sak. Syaratnya, satu warga maksimal bisa membeli dua sak beras dengan mencantumkan KTP warga kecamatan setempat.
“Setiap kelurahan mendapatkan 400 sak beras, kami sampaikan juga bahwa harga yang kita jaga tetap sama seperti harga yang ada di gudang Bulog seharga Rp53.000 per sak,” kata dia.
Menurut dia, dengan semakin meningkatnya kebutuhan bahan pokok di tengah masyarakat, ikut mendorong tingginya harga-harga sehingga dikhawatirkan dapat memicu terjadinya inflasi yang tidak terkendali.
“Tingkat inflasi yang tinggi dapat mengakibatkan ketidakstabilan harga barang dan jasa, mengganggu pasokan dan ketersediaan barang sehingga mengganggu stabilitas perekonomian,” katanya.
Oleh karena itu, kata Dicky, Pemkot Cimahi telah merancang berbagai program dan kegiatan dalam upaya mengendalikan inflasi, salah satunya menjajaki kerja sama dengan Bulog Cabang Bandung untuk memenuhi kebutuhan masyarakat soal kebutuhan beras.