Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada awal pekan ditutup merosot seiring pasar menantikan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (personal consumption expenditures price index) bulanan Amerika Serikat (AS).
Pada akhir perdagangan Senin, rupiah tergelincir 32 poin atau 0,21 persen menjadi Rp15.630 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.598 per dolar AS.
"Investor kini sedang menantikan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi bulanan AS dan data estimasi kedua data PDB kuartal keempat 2023,," kata analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Investor juga sedang menunggu data penjualan rumah baru dan tertunda, harga rumah Case-Shiller, PMI Chicago, Indeks Manufaktur Fed Dallas, dan perkiraan awal penjualan grosir dan neraca perdagangan barang.
"Data-data ekonomi AS ini akan mempengaruhi pergerakan valas terutama terkait dengan pergerakan indeks dolar AS," tuturnya.
Menjelang akhir bulan, pasar lebih cenderung mencermati data-data eksternal. Pasar merespons komentar bernada hawkish dari bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed), di mana Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan bahwa The Fed harus menunda penurunan suku bunga setidaknya beberapa bulan lagi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah merosot ke Rp15.630 seiring pasar tunggu indeks harga PCE AS