Jakarta (ANTARA) - Gunung berapi yang aktif mengalami erupsi tidak hanya bersifat destruktif bagi masyarakat yang bermukim di sekitarnya, melainkan juga membawa keberkahan setelah erupsi mereda.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengatakan abu vulkanik yang terbentuk dari peristiwa erupsi mengandung berbagai material yang dapat menyuburkan tanah.
"Abu erupsi dapat membuat asupan tanah lebih subur pascacurah hujan," ujarnya dalam konferensi pers bertajuk Capaian Sektor ESDM Tahun 2023 dan Program Kerja Tahun 2024 yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Abu vulkanik adalah material vulkanik terdiri atas pecahan batuan, mineral, dan gelas vulkanik yang terbentuk selama erupsi gunung api.
Abu vulkanik terbentuk ketika gas terlarut dalam magma mengembang dan lepas secara tiba tiba ke atmosfer.
Abu juga dihasilkan saat magma bersentuhan dengan air selama letusan freatomagmatik, menyebabkan ledakan secara eksplosif menjadi uap yang memecah magma. Ketika berada di udara, abu diangkut oleh angin hingga mencapai ribuan kilometer.
Sebuah jurnal tentang pelapukan debu vulkanik Gunung Talang di Sumatera Barat yang diterbitkan oleh Fakultas Pertanian Universitas Andalas mengungkapkan bahwa abu vulkanik mengandung mineral yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman.
Komposisi total unsur mineral tertinggi yang terkandung pada abu vulkanik adalah kalsium, natrium, kalium, dan magnesium.
Kemudian, unsur makro lain berupa fosfor dan belerang. Adapun unsur mikro terdiri atas besi, mangan, seng, dan tembaga.
Bukti kesuburan tanah yang tercipta dari aktivitas erupsi dapat dilihat pada Gunung Kelud yang berada di perbatasan antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang.
Selain berkah bagi kesuburan tanah, erupsi gunung api juga memberikan manfaat bagi masyarakat dalam usaha tambang galian C yang berupa pasir, kerikil, dan bebatuan. Material erupsi tersebut bermanfaat untuk bangunan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Badan Geologi paparkan dampak positif erupsi gunung api