Jakarta (ANTARA) - Rupiah pada awal perdagangan Senin dibuka melemah di tengah pasar menantikan kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia ( BI) atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).
"Pelaku pasar akan mengantisipasi hasil keputusan rapat dewan Gubernur BI yang diprediksi akan mempertahankan BI7DRRR pada level 6 persen sejalan dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah yang terus ditingkatkan," kata analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Reny mengatakan Bank Indonesia memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah, salah satunya melalui penerbitan tiga instrumen BI yakni Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI) untuk menarik aliran dana.
Di sisi lain, pada pekan ini, pelaku pasar akan menantikan rilis inflasi Indeks Harga Belanja Personal (PCE) Amerika Serikat (AS) untuk memastikan katalis yang akan menjadi dasar pengambilan keputusan arah kebijakan suku bunga AS ke depan.
Ia mengatakan pergerakan pasar keuangan global dipengaruhi oleh keputusan Bank Sentral AS atau The Fed yang mempertahankan suku bunga tetap stabil di level 5,5 persen pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) 2023 dengan indikasi tiga kali penurunan suku bunga Fed Funds Rate menjadi 4,75 persen pada 2024.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah melemah di tengah pasar nantikan kebijakan suku bunga BI