Bandung (ANTARA) - Beberapa Mahasiswa Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung yang melaksanakan praktikum di Garut, menemukan 64.648 jiwa di 27 desa di dua kecamatan mengalami masalah sosial.
Para mahasiswa tersebut, melakukan pemetaan masalah sosial di 13 desa Kecamatan Samarang oleh Program Studi (Prodi) Rehabiltasi Sosial, kemudian 14 desa di Kecamatan Malangbong oleh Prodi Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial.
Di hadapan Bupati Garut Rudi Gunawan di Garut, Senin, perwakilan praktikan Suhaila Sekar Ayu dan Dwiki Alfin mengungkapkan bahwa dari 64.648 jiwa yang mengalami masalah sosial di dua kecamatan yang dijadikan lokasi praktek, sebanyak 1.721 orang dapat ditangani dan diselesaikan.
"Terdiri dari perempuan rawan sosial ekonomi 302 orang, lanjut usia terlantar 53 orang, penyandang disabilitas 24 orang, fakir miskin 1.286 orang, pemulung delapan orang, dan korban bencana 48 orang," ucap mereka ketika melaporkan hasil temuannya.
Menurut keduanya, masalah sosial hingga kini menjadi sebuah perbincangan yang tiada henti, ada yang terdata dan ada juga diketahui setelah viral.
Karenanya temuan masalah sosial ini, diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap keberhasilan mengatasi dan menyelesaikan masalah sosial yang menjadi sebuah ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat.
Terlebih, masih banyak isu sosial menjadi pekerjaan rumah di negeri ini mulai dari dilema kebencanaan, kemiskinan, keterlantaran, ketunaan, dan kedisabilitasan, selain juga masalah sosial kontemporer semisal kekerasan, perdagangan orang, konflik sosial, paham radikal, dan HIV/AIDS.
Karena itu, menurut Ketua Program Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Lina Favourita, pemetaan sosial ini dilakukan langsung oleh para mahasiswa dengan parameter yang telah ditetapkan.
"Dengan tujuan memudahkan langkah penggalian dan langkah aksinya," kata Lina.