“Baru akhir pekan ini, serangan udara Israel kembali menghantam bandara Damaskus dan menghentikan sementara Layanan Udara Kemanusiaan PBB yang beroperasi dari bandara ini untuk melayani program kemanusiaan Suriah,” kata dia.
Menyoroti bahwa serangan yang menargetkan infrastruktur sipil adalah pelanggaran hukum internasional, Rochdi mengatakan bahwa serangan itu terjadi setelah beberapa serangan udara lain yang dikaitkan dengan Israel, di beberapa daerah di Suriah yaitu Al Qunaitra, Deraa, Damaskus, Sweida, dan Homs.
Tembakan artileri Israel juga dilaporkan terjadi di Suriah bagian selatan.
“Serangan udara ini bertepatan dengan laporan peluncuran roket dan rudal dari Suriah selatan melintasi wilayah Golan yang diduduki menuju Israel,” kata dia.
Laporan serangan terhadap pasukan AS di timur laut Suriah juga terus berlanjut, ujarnya.
“Kami mendengar pesan yang jelas dari semua pihak terkait bahwa mereka tidak berupaya melakukan eskalasi. Tetapi ini saja tidak cukup. Kekerasan terus berlanjut di Suriah, termasuk kekerasan yang terjadi di Gaza dan Israel. Melanjutkan kekerasan seperti itu sama saja dengan bermain api," kata Rochdi.
Direktur Operasi dan Advokasi Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) Eedem Wosornu mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa situasi di Suriah tetap mengerikan dan rakyat Suriah sudah sangat menderita.