Bandung (ANTARA) -
Karenanya, kata Siti, pihaknya bersama kementerian dan lembaga lainnya tengah menyusun narasi untuk diusulkan dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, mengingat saat ini belum ada pendekatan yang sistematis yang strategis dalam peningkatan peran diaspora.
"Beberapa kementerian yang sudah menyadari bahwa peran diaspora itu sangat tinggi mereka melakukannya secara sporadis terpisah-pisah, seperti BRIN sudah punya upaya mengumpulkan diaspora peneliti yang ada di luar negeri untuk membantu penelitian di Indonesia, Kemenpora mendata talenta di bidang olahraga untuk memperkuat tim kita atau BUMN mengambil diaspora untuk memperkuat mereka, tapi ini sporadis belum secara terstruktur yang jelas tujuannya apa," kata dia di Bandung, Senin.
Menurutnya, saat ini perlu ada strategi nasional agar semua kementerian dan lembaga pemerintah membuat satu rencana dalam peningkatan peran diaspora.
"Kenapa kita sebut peningkatan peran diaspora, karena mereka itu potensinya besar sekali untuk terlibat dalam proses pembangunan Jadi kalau tidak dipikirkan secara sistematis secara strategis bagaimana mereka supaya bisa membantu proses pembangunan nasional itu tidak akan bisa tercapai secara maksimal," ucapnya.
Atas hal tersebut, kata Siti, pihaknya menginisiasi dilakukannya seminar nasional bertajuk "Road Map Pengembangan Potensi Diaspora Indonesia sebagai masukan bagi RPJMN 2025-2029" di Bandung hari Senin ini.
"Kenapa kita kaitkan dengan RPJMN karena RPJMN kan rujukan dari semua kegiatan dari kementerian dan lembaga, tujuannya itu supaya peran diaspora lebih meningkat lagi, sehingga lebih maksimal dan bisa mereka berperan dalam pembangunan nasional sehingga pembangunan nasional kita bisa lebih inklusif dan memberikan hasil yang lebih baik," tuturnya.