Cianjur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, Jawa Barat, mengalihkan pembangunan rumah relokasi tahap III untuk korban gempa Cianjur di lahan milik pemerintah di Desa Babakankaret, Kecamatan Cianjur, karena ditakutkan terjadi bencana alam banjir di lokasi eks Perkebunan Batulawang.
Juru Bicara Penanganan Bencana Gempa Cianjur, Budhi Rahayu Toyib, di Cianjur Rabu, mengatakan rencana awal pembangunan hunian tetap penyintas gempa Cianjur sudah ditentukan di lahan eks HGU PT MPM di Desa Batulawang, Kecamatan Cipanas, namun dibatalkan.
"Masyarakat sekitar menolak dibangunnya rumah relokasi di kawasan tersebut karena akan berdampak banjir ke perkampungan warga di bagian bawah. Masih perkebunan saja kerap terjadi banjir disertai lumpur ketika musim hujan," katanya.
Hal itu membuat Pemkab Cianjur mengkaji ulang berdasarkan aspek teknis pembangunan yang membutuhkan biaya yang cukup besar untuk membangun TPT tanggul penahan banjir. Pemkab kemudian mengadakan pertemuan dengan berbagai pihak, termasuk BNPB, untuk mengganti lokasi rumah relokasi.
Hasil rapat memutuskan pembangunan rumah relokasi beralih ke Kecamatan Cianjur, tepatnya di Desa Babakankaret, yang berjarak sekitar enam kilometer dari pusat Kabupaten Cianjur dengan luas sekitar 2,7 hektare dan akan dibangun 190 rumah untuk penyintas gempa Cianjur.
"Lokasinya di belakang Kantor KPU Kabupaten Cianjur yang baru, milik Pemkab Cianjur yang sudah bersertifikat. Selain rumah relokasi, akan dibangun sarana dan prasarana penunjang, seperti masjid dan gedung pertemuan warga," katanya.
Budhi menjelaskan Kementerian PUPR menyetujui pemindahan lokasi dengan catatan sesuai dengan rencana tata ruang dan mendapat kajian dari BMKG sebelum dilakukan pembangunan.