Kepala Kantor Basarnas DKI Jakarta Fazzli mengatakan sebanyak 50 personel penyelamatan gabungan lintas instansi dari TNI-Polri-Pemda dan masyarakat sekitar dikerahkan menggunakan peralatan navigasi canggih sejak Minggu pagi, pukul 07.00 WIB.
"Peralatan yang digunakan tentunya alat-alat selam, kemudian peralatan pencarian di bawah air seperti Aqua Eye dan Underwater Device yang bisa digunakan untuk mendeteksi korban yang masih berada di dalam air. Kemudian SAR Map Prediction yaitu aplikasi untuk menghitung pergerakan objek di laut," kata Fazzli kepada wartawan di Jakarta Utara, Minggu.
Kendati pencarian sudah dimaksimalkan, namun korban hilang kapal karam KM Dewi Noor 1 pada Sabtu (19/8) hingga kini, masih belum ditemukan.
Area pencarian yang diperluas sampai dengan 150 mil laut sudah dibagi beberapa sektor, di antaranya titik awal lokasi kejadian, kemudian dihitung pergeserannya berdasarkan arah angin maupun arus gelombang menurut prediksi cuaca dari BMKG pada Minggu.
"Kami juga melibatkan para nelayan dan kapal-kapal yang melintas di wilayah perairan Teluk Jakarta. Sudah kami informasikan, apabila melihat ataupun menemukan keberadaan dari tiga orang korban tersebut agar menginformasikan kepada posko Basarnas," kata Fazzli.
Penyebab kapal tenggelam sampai saat ini belum diperoleh secara pasti, namun informasi awal disebutkan bahwa terdapat kerusakan di lambung mesin bagian belakang.
Keterangan lebih lanjut mengenai penyebab kapal karam akan disampaikan setelah rampungnya penyelidikan yang dilakukan Unit Gakkum Ditpolair Korpolairud Baharkam Polri.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Satu keluarga asal Sukabumi ikut jadi korban tenggelam KM Dewi Noor 1