Jakarta (ANTARA) - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa status dirinya masih menjadi kader Partai Golkar dan tidak pernah pindah ke partai lain.
Hal itu disampaikan Bahlil saat ditanya soal kemungkinan dirinya menjadi Ketua Umum Partai Golkar, menggantikan Airlangga Hartarto.
"Saya itu kalau kader, saya itu dari 2001 sampai 2014 struktural, selebihnya saya enggak lagi struktural. Tapi kan saya enggak pernah pindah partai," kata Bahlil saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.
Soal kesiapan-nya menjadi ketua umum partai berlambang pohon beringin itu, Bahlil menegaskan bahwa pencalonan jabatan dilakukan melalui mekanisme partai.
Sebagai kader, ia juga merasa terpanggil jika memang dicalonkan menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
"Setiap kader yang merasa bertanggung jawab untuk pengabdian kepada partai, saya pikir semuanya terpanggil, tapi lewat mekanisme partai," ujarnya.
Selain Bahlil, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga disebut-sebut akan menggantikan posisi Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Luhut Siap
Pada kesempatan terpisah Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Luhut Binsar Pandjaitan mengaku bersedia menjadi Ketua Umum Partai Golkar jika mendapat dukungan dari anggota partai beringin tersebut.
“Kalau didukung, mau,” kata dia usai menghadiri Penandatanganan MoU Program HEAL di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-kura Bali, di Denpasar, Selasa.
Meski mengaku siap menjadi Ketum Partai Golkar, politisi yang merupakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi itu menyampaikan tak ada kepentingan yang terlalu besar untuk menduduki jabatan tersebut, bahkan dirinya tak tahu menahu siapa saja yang hendak maju.
Santer diwacanakan ingin menggeser posisi Airlangga Hartarto, Luhut meluruskan bahwa dirinya tak memiliki masalah pribadi dan hanya akan menunggu keputusan partai.
Belakangan, ia mengaku kerap didatangi senior-senior Partai Golkar, meski enggan menjawab isi dari pertemuan-pertemuan tersebut.
“Airlangga itu teman baik saya, tidak ada masalah. Soal itu tadi (menjadi Ketum Partai Golkar) biarkan saja mekanisme mereka jalan, saya nunggu saja, tidak ada juga kepentingan yang menggebu-gebu di situ,” ujar Luhut Binsar.
Ketika disinggung soal elektabilitas partai yang menurun seperti pada hasil survei Indikator Politik Indonesia, yaitu 9,2 persen berdasarkan survei tatap muka, Luhut juga tak ingin menyalahkan siapa pun, termasuk Airlangga Hartarto.
Menurutnya, kondisi ini justru semestinya diisi dengan upaya perbaikan di tubuh Partai Golkar, dan elite partai memegang kendali besar dalam hal ini.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bahlil tegaskan masih jadi kader Golkar soal kemungkinan jadi Ketum
Bahlil dan Luhut bersedia bila dicalonkan jadi Ketum Golkar
Selasa, 25 Juli 2023 17:15 WIB