Jakarta (ANTARA) - Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong menyatakan rupiah dan mata uang Asia pada umumnya menguat terhadap dolar AS di tengah sentimen risk on yang dipicu harapan dukungan stimulus pada pasar oleh pemerintah China.
"Perlambatan ekonomi di China telah menekan ekuitas dan mata uang Asia. Untuk itu, investor mengantisipasi pemerintah China untuk terus memberikan stimulus pada ekonomi, yang terakhir adalah usaha mereka mendukung sektor properti yang lesu," ujar dia ketika ditanya Antara, Jakarta, Selasa.
Selain itu, sentimen lain yang menguatkan rupiah adalah terkait investor yang mengantisipasi data inflasi AS pada Rabu (12/7) yang diperkirakan akan kembali menunjukkan moderasi pada tingkat harga, sehingga meredakan ekspektasi pada prospek suku bunga The Fed.
"Inflasi utama AS diperkirakan akan turun ke 3,1 persen dari 4,0 persen. Inflasi inti diperkirakan akan turun ke 5 persen dari 5,3 persen," ungkap Lukman.
Sebelumnya, Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra memperkirakan pelemahan rupiah tertahan hari ini dan bisa berbalik menguat terhadap dolar AS karena ekspektasi pasar terhadap penurunan inflasi AS.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah menguat dipicu harapan stimulus pemerintah China pada pasar
Kurs Rupiah menguat dipicu harapan stimulus pemerintah China pada pasar
Selasa, 11 Juli 2023 15:58 WIB