Widi, pembetot bas VOB saat menghadiri konferensi pers “Peluncuran Softex Daun Sirih terbarunya dan Kolaborasi dengan VOB” di Jakarta, Kamis, mengatakan karena tantangan inilah grup yang semula beranggotakan 15 orang menyusut menjadi tinggal tiga.
Widi bertemu Marsya (vokalis dan gitaris) dan Siti (drummer) saat menempuh pendidikan di MTs atau setara sekolah menengah pertama (SMP). Kala itu mereka sama-sama berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler teater.
"Kami berpikir bagaimana dapat alat. Kami latihan keras biar difasilitasi. Sebelum perform di sekolah, kami dibelikan alat yang proper," cerita Widi.
Selain restu orangtua, VOB juga sempat menghadapi komentar negatif dari orang-orang yang mengatakan mereka hanya mencari sensasi dengan memilih genre metal hingga tak punya masa depan.
Widi bertemu Marsya (vokalis dan gitaris) dan Siti (drummer) saat menempuh pendidikan di MTs atau setara sekolah menengah pertama (SMP). Kala itu mereka sama-sama berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler teater.
"Kami berpikir bagaimana dapat alat. Kami latihan keras biar difasilitasi. Sebelum perform di sekolah, kami dibelikan alat yang proper," cerita Widi.
Selain restu orangtua, VOB juga sempat menghadapi komentar negatif dari orang-orang yang mengatakan mereka hanya mencari sensasi dengan memilih genre metal hingga tak punya masa depan.
"Ngapain berhijab mainin musik metal. Dibilangnya cari sensasi, belagu, apalagi di kampung kami (di Garut) band jarang. Enggak umum, dibilang enggak punya masa depan," kenangnya.
Namun hal-hal itu membuat dia dan tim semakin ingin membuktikan diri bukan semata mencari sensasi.