Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin ditutup melemah mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global.
IHSG ditutup melemah 65,75 poin atau 0,98 persen ke posisi 6.612,4. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 8,68 poin atau 0,94 persen ke posisi 915,5.
"Investor mempertimbangkan prospek saham-saham perbankan dan mengantisipasi apa yang The Federal Reserve akan lakukan pada pertemuan kebijakan mereka minggu ini," tulis Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Para pelaku pasar mencari rasa aman dalam aset aset yang dianggap aman atau safe haven, seperti surat utang pemerintah, sehingga menyebabkan imbal hasil (yield) anjlok.
Yield surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS) atau US Treasury Note bertenor 10 tahun berada di 3,42 persen setelah anjlok 16 basis poin.
Sejumlah bank yang membutuhkan dana segar telah meminjam sekitar 300 miliar dolar AS dari The Fed sepanjang pekan lalu, yang mana sejumlah 143 miliar dolar AS ditujukan untuk Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank.
Selain itu, sebesar 153 miliar dolar AS dipinjam melalui fasilitas pinjaman Discount Window, sehingga jumlah pinjaman melalui Discount Window pada pekan lalu melebihi jumlah pinjaman pada puncak krisis finansial global 2008.
Lebih lanjut, The Fed telah mengucurkan pinjaman lebih dari 11,9 miliar dolar AS melalul Bank Term Funding Program (BTFP), sebuah program darurat yang baru saja diluncurkan pada pekan lalu.
Dibuka melemah, IHSG betah cenderung bergerak ke teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih nyaman bergerak di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.