Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan kawasan pertumbuhan industri baru sesuai dengan potensinya sebagai salah satu strategi untuk mengatasi atau menekan jumlah pengangguran.
"Jadi kita siapkan wilayah-wilayah baru sesuai potensinya. Contoh, di Kawasan Rebana Metropolitan, karena di Indramayu ada Balongan, jadi didorong industri kimia dan turunannya ke tekstil. Di wilayah Selatan Jabar didorong ke arah wisata dan agrobisnis," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Barat Rachmat Taufik Garsadi, ketika dihubungi Antara di Bandung, Jabar, Senin.
"Jadi kita siapkan wilayah-wilayah baru sesuai potensinya. Contoh, di Kawasan Rebana Metropolitan, karena di Indramayu ada Balongan, jadi didorong industri kimia dan turunannya ke tekstil. Di wilayah Selatan Jabar didorong ke arah wisata dan agrobisnis," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Barat Rachmat Taufik Garsadi, ketika dihubungi Antara di Bandung, Jabar, Senin.
Baca juga: Disnaker Depok siapkan 18 pelatihan untuk peningkatan ketrampilan pencari kerja
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengangguran Indonesia menembus 8,42 juta orang pada Agustus 2022. Jawa Barat (Jabar) menjadi provinsi paling banyak penyumbang pengangguran.
Untuk daerah dengan pengangguran terbanyak di Indonesia, BPS melaporkan urutan satu ada Jawa Barat (8,31 persen), Kepulauan Riau (8,23 persen), Banten (8,09 persen), DKI Jakarta (7,18 persen), dan Maluku (6,88 persen).
Menyikapi data tersebut, Taufik menuturkan jumlah pengangguran di Jawa Barat mencapai 2.100.030 orang.
Taufik mengatakan memang perusahaan yang ada di Jawa Barat merupakan terbanyak di Indonesia dan berdasarkan data di WLKP (Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan) online, ada 107.000 perusahaan di Jawa Barat.