Antarajawabarat.com, 20/4 - Perbaikan pemukiman berbasis komunitas merupakan program fektif untuk merevitalisasi lingkungan padat penduduk yang memiliki infrastruktur lingkungan minimalis serta akses air bersih yang kurang kearah yang lebih baik.
"Program perbaikan pemukiman berbasis komunitas merupakan salah satu solusi untuk mengatasi dan meningkatkan kualitas lingkungan padat penduduk sehingga mendapat fasilitas yang tetap berfungsi optimal," kata Calon Wali Kota Bandung, H Edi Siswadi di sela melakukan kunjungan proyek perbaikan pemukiman berbasis komunitas di wilayah Kiaracondong Kota Bandung, Sabtu.
Menurut Edi, proyek pengembangan pemukiman berbasis komunitas di Babakan Sari merupakan salah satu percontohan sebagai sebuah pemukiman yang padat penduduk dimana infrastruktur lingkungan pemukiman yang sangat minimal, akses terhadap air besih kurang, pertumbuhan muncul cepat, muncul sanitasi minimalis.
Edi yang juga Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung non aktif bersama calon Wakil Wali Kota Bandung Erwan Setiawan menggulirkan proyek percontohan yang mencoba untuk memanfaatkan bagaimana partisipasi masyarakat dengan perencana partisipasi yang melibatkan seluruh komunitas.
"Dalam program perbaikan pemukiman berbasis komunitas dan ternyata responnya bagus dengan kualitas yang bagus dan partisipasi tidak hanya tenaga tapi juga dana serta tumbuh rasa memiliki seperti memperbaiki gorong-gorong, drainase mikro, kemudian pengadaan air bersih," katanya.
Menurut Edi, pola-pola proyek semacam itu sangat bermanfaat dan dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar dimana proyek berlangsung.
"Dengan cara seperti ini tidak di drive oleh pemerintah tetapi tumbuh karena datang dari keinginan masyarakat sendiri," katanya.
Ia berharap, program perbaikan lingkungan berbasis komunitas ini akan dilakukan dengan skala yang lebih dengan skema pembiayaan yang diperbesar lagi untuk menata lingkungan dan pemukiman yang kumuh.
"Tidak mustahil pola-pola semacam ini kedepan dengan tata kelola lignkungan pemukiman yang bagus karena ini di dukung oleh masyarakat. Jangan menganggap masyarakat tidak mampu, masyaraklat tidak berdaya tetapi ketika diberikan kepercayaan bisa melakukan skala projek yang memenuhi kriteria-kriteria good government," kata pria berkaca mata itu.
Edi menyatakan, akan sulit melakukan revitalisasi lingkungan ketika berbasis projek, karena berbenturan dengan kepentingan masyarakat, tetapi ketika itu diserahkan ke masyarakat dengan pola perencanaan, penanganan oleh masyarakat dengan komunitasnya pasti akan mendapat dukungan yang penuh.
Sementara untuk pola anggaran menurut Edi, ada yang berasal dari pusat malului program PNPM dan dari daerah melalui P2KP, yang nantinya dipadukan sehingga bisa menata perbaikan infrastruktur yang berbasis komunitas.
Pendekatan berdasarkan perencanaan oleh komunitas dimana daya guna dan efektivitasnya sangat luar biasa dan itu, kata dia patut diapresiasi dan dikembangkan pola-pola pembangunan yang berbasis kepada masyarakat.***4***