New York (ANTARA) - Harga minyak beragam pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), dengan minyak mentah AS naik untuk keempat sesi berturut-turut, di tengah pelemahan greenback, data manufaktur AS yang meresahkan serta ketidakpastian atas tindakan OPEC+ selanjutnya.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari bertambah 67 sen atau 0,8 persen, menjadi menetap di 81,22 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari turun 9 sen atau 0,1 persen, menjadi ditutup di 86,88 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, merosot 1,15 persen menjadi 104,7300 pada akhir perdagangan Kamis (1/12/2022), mendorong kenaikan harga minyak.
Pada Rabu (30/11/2022), WTI dan Brent masing-masing melonjak 3,0 persen dan 2,9 persen, setelah data menunjukkan penurunan hampir 13 juta barel dalam persediaan minyak mentah AS selama pekan yang berakhir 25 November.
Sementara itu, laporan Reuters mengatakan bahwa pemerintah Uni Eropa untuk sementara telah menyetujui 60 dolar AS per barel karena batas harga minyak lintas laut Rusia, juga meredam kenaikan harga minyak.