Chicago (ANTARA) - Harga emas tergelincir pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena dolar AS menguat dan permintaan safe-haven berkurang setelah kekhawatiran akan meluasnya eskalasi konflik Rusia-Ukraina setelah ledakan rudal yang nyasar di Polandia, anggota NATO, mereda.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, jatuh 12,8 dolar AS atau 0,72 persen menjadi ditutup pada 1.763,00 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan di kisaran teratas sesi 1.777,60 dolar AS dan terendah di 1.756,60 dolar AS.
Emas berjangka menyusut satu dolar AS atau 0,06 persen menjadi 1.775,80 dolar AS pada Rabu (16/11), setelah
turun tipis 0,10 dolar AS atau 0,01 persen menjadi 1.776,80 dolar AS pada Selasa (15/11), dan terdongkrak 7,50 dolar AS atau 0,42 persen menjadi 1.776,90 dolar AS pada Senin (14/11).
Presiden Federal Reserve St Louis, James Bullard mengatakan Kamis (17/11) bahwa Federal Reserve mungkin harus menaikkan suku bunga acuan jauh lebih tinggi daripada yang diproyeksikan sebelumnya untuk mengendalikan inflasi.
Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya dan imbal hasil obligasi penerintah AS menguat mengikuti pernyataan Bullard.
Penurunan harga emas juga masih melihat unsur aksi ambil untung setelah kenaikan kuat dalam empat dari lima sesi terakhir, dan masih diperdagangkan mendekati level tertinggi tiga bulan.
Sementara itu, NATO mengatakan sebuah rudal yang menewaskan dua orang di Polandia kemungkinan ditembakkan oleh pasukan Ukraina yang mempertahankan diri dari rentetan rudal Rusia.