Bandung (ANTARA) - Pemerintah Kota Bandung, Jawa Barat mengemukakan perlunya perubahan paradigma masyarakat guna mengatasi permasalahan sampah yang berpotensi terus meningkat.
Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna di Institut Teknologi Bandung di Kota Bandung, Kamis mengatakan pola pikir masyarakat tentang sampah harus diubah dari suatu permasalahan menjadi 'potensi' karena sampah bisa memiliki nilai ekonomis.
"Jangan jadikan sampah sebagai masalah, tapi benar-benar harus jadi potensi, meski memang ini tidak mudah," katanya.
Ia menyebut 1.500 ton sampah dihasilkan setiap hari di Kota Bandung. Setiap satu orang, bisa menimbulkan sampah sekitar 0,63 kilogram per hari.
"Kalau masih dilakukan penanganan dengan cara konvensional, tahun 2023 sampah Kota Bandung bisa sampai 1.700 ton per hari," katanya.
Mayoritas jenis sampah yang dihasilkan Kota Bandung, katanya, sisa makanan 44,5 persen, sampah plastik 16,7 persen, karton 13,2 persen, dan kain 4,75 persen.
Dia menilai sampah menjadi persoalan karena Kota Bandung tidak memiliki Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sendiri. Sejauh ini, sampah Kota Bandung masih dikirimkan ke TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat.