Salah satu pentolan bobotoh, sebutan suporter Persib Bandung, Mia Dasmawati atau lebih dikenal dengan nama Mia Beutik menyoroti pengamanan perempuan dan anak dalam tragedi Kanjuruhan.
Mia saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Minggu, mengatakan sudah seharusnya semua stadion memperhatikan penempatan perempuan dan anak-anak yang menyaksikan langsung pertandingan sepak bola di stadion.
"Saya tidak tahu di daerah lain seperti apa, tetapi memang sudah seharusnya mendapat perhatian. Saya sempat berbincang dengan seluruh suporter saat menjadi narasumber untuk membahas soal itu," kata Mia.
Khusus untuk pertandingan yang bergulir di Bandung, kata Mia, perempuan dan anak-anak mendapat penempatan berbeda dengan suporter pria.
"Di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) dan Si Jalak Harupat sudah aman. Suporter perempuan dan anak-anak dibedakan. Jalur masuknya pun beda. Ketika masuk pemeriksaan dilakukan Polwan (polisi wanita)," ujar Mia menambahkan.
Mia mengatakan hal tersebut dilakukan sebagai langkah meminimalisir terjadinya pelecehan seksual.
Adapun terkait dengan tragedi Kanjuruhan, lanjut Mia, semua pemangku kepentingan harus introspeksi.
"Semuanya harus berbenah dan menjadi pekerjaan rumah (PR) kita semua. Tidak sebanding tiga poin, dua kali 45 menit hingga menghilangkan 129 nyawa dan bahkan polisi pun ada," kata Mia.
Adapun berdasarkan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Efendi, korban meninggal dunia pascapertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10), berjumlah 130 orang.
Namun Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri mencatat data sementara jumlah korban meninggal dunia dalam tragedi kericuhan di Stadion Kanjuruhan tersebut sebanyak 125 orang.
Dari jumlah tersebut, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menyebut sedikitnya ada 17 anak yang meninggal dan tujuh anak mengalami luka-luka.
Sementara itu Wakil Gubernur Jawa Barat ( Wagub Jabar) Uu Ruzhanul Ulum mengimbau kepada seluruh suporter sepak bola di Indonesia untuk menjaga kehormatan klub sepak bola idolanya masing-masing.
"Sekali pun kita mengidolakan atau mencintai sebuah klub bola, sekali pun kita fanatik, tidak fanatik buta hingga melupakan segala-galanya," kata Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum, melalui keterangan resminya, Minggu.
Wagub Uu menyampaikan belasungkawa atas jatuhnya ratusan korban kerusuhan suporter seusai pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya, di Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10) malam.
"Saya Uu Ruzhanul Ulum, Wagub Jabar, juga atas nama masyarakat Jawa Barat, mengucapkan belasungkawa atas kejadian tadi malam, antarpendukung suporter main bola," katanya menambahkan.
Pihaknya juga mengingatkan bahwa dalam pertandingan olahraga apa pun atau persaingan lainnya, jangan sampai ada yang membahayakan nyawa.
"Sekali lagi saya mengingatkan kepada seluruh masyarakat, khususnya para maniak bola dan para suporter. Ingat, tidak ada rivalitas yang sampai mengorbankan nyawa," kata dia menegaskan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mia Beutik soroti pengamanan perempuan dan anak di tragedi Kanjuruhan