"Omzet pedagang sayuran terdampak akibat penurunan pembeli hingga 50 persen," kata Isep Kadarisman.
Pasar Induk Cibitung memasok sayuran ke 100 pasar wilayah lain milik pemerintah daerah maupun swasta di wilayah Kabupaten Karawang, Kota Bekasi, Kota dan Kabupaten Bogor, Cikampek, Purwakarta, Tangerang, bahkan hingga Lampung.
Dia menjelaskan penurunan animo masyarakat untuk datang dan berbelanja sayuran di Pasar Induk Cibitung mengakibatkan sejumlah stok sayuran melimpah.
Isep Kadarisman menyebut stok cabai rawit merah kini mencapai 25 ton per hari sedangkan bawang putih lima ton per hari. Stok bawang merah bahkan terbilang tinggi hingga mencapai 120 ton per hari meski Pasar Induk Cibitung merupakan pemasok utama komoditas tersebut.
"Stok melimpah ini juga disebabkan sejumlah komoditas sedang panen raya," katanya.
Di sisi lain, kata dia, melimpahnya stok ini menyebabkan sejumlah komoditas mengalami penurunan harga. Seperti cabai rawit merah yang sempat menyentuh harga Rp60 ribu per kilogram pada Juni-Juli lalu, kini anjlok hingga Rp12 ribu per kilogram.
"Itu saja naik sedikit ya kalau cabai rawit merah, kemarin-kemarin harganya cuma Rp8-10 ribu," katanya.
Begitu pula harga bawang merah yang pada bulan lalu mencapaI Rp22-24 ribu, kini dijual hanya seharga Rp16 ribu per kilogram.
Isep menjelaskan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) turut mempengaruhi penurunan harga komoditas sayuran di Pasar Induk Cibitung.
"Ya mungkin karena faktor PPKM juga, penghasilan masyarakat berkurang sehingga juga turut mengurangi pengeluaran untuk membeli sayuran," ucapnya.
Ditambah beberapa usaha rumah makan, katering, dan restoran juga sempat mengurangi jam operasional bahkan menghentikan aktivitasnya saat PPKM. "Faktor ekonomi masyarakat belum stabil, tidak ada katering yang buka, orang hajatan juga tidak ada, hari raya besar juga tidak boleh, makanya pembeli berkurang," kata dia.