Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Prof. Muradi berharap Pemerintah lebih tegas menindak kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua guna memberantas aksi kekerasan yang dilakukan kelompok tersebut.
"Panglima TNI Jenderal (TNI) Andika Perkasa telah menyatakan akan melakukan tindakan, namun dengan pendekatan berbeda. Saya berharap pendekatan berbeda itu akan lebih tegas sehingga efektif meredam konflik di Tanah Papua," kata Muradi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Menurut Muradi, tindakan tegas dari Pemerintah kepada KKB perlu dilakukan karena banyak masyarakat Papua menginginkan kedamaian dan sangat terganggu dengan keberadaan kelompok tersebut.
"Lebih banyak masyarakat yang menginginkan Papua jauh lebih baik di bawah naungan NKRI. Masyarakat Papua sudah cerdas, mereka bisa merasakan sentuhan pembangunan di berbagai bidang yang telah dilakukan Pemerintah pusat," katanya.
Secara umum, dia menyebutkan ada tiga kelompok masyarakat di Bumi Cenderawasih. Pertama adalah kelompok masyarakat yang takut dan lebih cenderung memilih siapa yang bisa menjamin keamanan dan keselamatan dirinya.
"Mereka ini istilahnya bersifat pragmatis. Mana yang dianggap bisa memberikan keselamatan, maka mereka akan berdiri di situ," katanya.Kelompok kedua adalah mereka yang rela mati untuk KKB. Dia mengatakan hal itu berbahaya karena kelompok tersebut minta diakui. Beberapa dari kategori tersebut ada telah berbaur dengan masyarakat dan diam-diam memberikan dukungan, bahkan menyuplai kebutuhan KKB.
Kelompok ketiga adalah masyarakat yang memang ingin hidup damai dan nyaman di Tanah Papua.
"Tugas kita sesungguhnya hanya merapikan kelompok pertama dan kedua. Kelompok ketiga jumlahnya jauh lebih besar," jelasnya.
Menurut dia, apabila diadakan jajak pendapat, maka kelompok ketiga akan memenangkan dan memilih berada dalam naungan NKRI. Kelompok tersebut merasa sentuhan yang telah dilakukan Pemerintah pusat banyak memberi dampak pada kemajuan masyarakat dan pembangunan di Papua.
"Masyarakat yang merasa tidak nyaman dengan keberadaan KKB jauh lebih besar kok," ujar Muradi.
Sebelumnya Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Minggu pagi sekitar pukul 10.45 WIT, menyerang personel TNI-Polri yang sedang melaksanakan pengamanan di Gereja Protestan Okbibab, di Kampung Apmisibil, Distrik Okbibab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Cahyo Sukarnito kepada ANTARA, Minggu, membenarkan adanya serangan dari KKB terhadap personel TNI-Polri yang sedang melaksanakan pengamanan di gereja itu.
Serangan KKB dilakukan dari dua arah hingga menyebabkan dua personel terluka.
Kedua personel yang terluka itu adalah anggota Satgas Damai Cartenz Bripda Vanny Putra Perdana dan anggota Satgas Kodim Yonif 431/SSP Pratu Willy John.
Kedua korban sedang dalam proses evakuasi ke Jayapura dengan menggunakan helikopter milik Polri, kata Cahyo.
Hingga kini belum diketahui pelaku penyerangan dari kelompok mana.
"Kami utamakan untuk mengevakuasi kedua korban hingga dapat segera ditangani paramedis," ujar Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Cahyo Sukarnito.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Guru Besar Unpad harap penindakan terhadap KKB Papua lebih tegas