Bekasi (ANTARA) - Masyarakat Kota Bekasi, Jawa Barat diminta mewaspadai ancaman penyakit demam berdarah dengue (DBD) meningat tingginya angka kasus penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti pada tahun ini.
"Jangan bilang peduli DBD jika belum menjadi jumantik di rumah sendiri. Tagline ini diharapkan bukan sekedar kalimat semata namun juga dijalankan setiap warga Kota Bekasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tanti Rohilawati di Bekasi, Jumat (10/6).
Dia mengatakan kepedulian warga dalam memberantas sarang nyamuk dengan menjadi juru pemantau jentik (Jumantik) di rumah sendiri menjadi penting agar kasus DBD di Kota Bekasi dapat terus berkurang.
Dinkes Kota Bekasi mendata ada 1.475 kasus demam berdarah sejak awal 2022 sampai 10 Juni 2022 hingga mengakibatkan 10 orang meninggal dunia.
"Dibandingkan tahun 2021, saat itu jumlahnya ada 2.004 kasus dengan 11 kasus kematian," katanya.
Dari 10 kasus kematian akibat penyakit demam berdarah itu, tiga kasus ditemukan di Kecamatan Bekasi Utara, dua kasus di Jati Asih dan Bekasi Barat, serta satu kasus masing-masing di Kecamatan Bekasi Selatan, Mustikajaya, dan Kecamatan Rawalumbu.
Sememtara itu tingkat penyebaran kasus demam berdarah di Kota Bekasi merata di seluruh kecamatan, antara lain 341 kasus di Bekasi Utara, 214 kasus di Bekasi Timur, 178 kasus di Bekasi Barat, 153 kasus di Bekasi Selatan, serta 118 kasus di Kecamatan Jatiasih.