Cirebon, Jabar (ANTARA) - Koalisi Jurnalis Cirebon, Jawa Barat, menggelar aksi peringatan Hari Kebebasan Pers Dunia atau "World Press Freedom Day" 2022 untuk menyuarakan kebebasan pers dan perlindungan terhadap jurnalis.
"Ini aksi refleksi terhadap Hari Kebebasan Pers Sedunia yang diperingati setiap 3 Mei. Dan selama bulan Mei, masyarakat pers memperingatinya," kata koordinator aksi Abdullah Fikri Ashri di Cirebon, Senin.
Aksi peringatan Hari Kebebasan Pers Sedunia dilakukan oleh Koalisi Jurnalis Cirebon di Tugu Proklamasi, Kota Cirebon. Para jurnalis membentangkan poster berisi harapan dan tuntutan seperti Jurnalis Harus Independen, Tolak Kekerasan Terhadap Jurnalis, hingga Jurnalis Ramah Anak.
Menurut Fikri, kondisi jurnalis masih jauh dari harapan, misalnya, jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh (51), dibunuh dalam serangan tentara Israel di kawasan Jenin, wilayah pendudukan Tepi Barat.
"Kasus tersebut menunjukkan jurnalis belum sepenuhnya terlindungi," katanya.
Untuk di Indonesia, kata jurnalis Harian Kompas itu, kasus pembunuhan jurnalis juga masih menghantui. Misalnya kasus pembunuhan Fuad Muhammad Syafruddin wartawan Harian Bernas Yogyakarta, 1996, yang hingga kini belum terungkap pelakunya.Ia menambahkan peringatan Hari Kebebasan Pers Sedunia juga digagas oleh insan pers lainnya. Di Cirebon, massa mengampanyekan kebebasan pers kepada semua pihak.
"Untuk jurnalis, kami mengingatkan agar menjaga kode etik jurnalistik. Kepada pemerintah dan aparat keamanan diharapkan melindungi jurnalis," kata Abdullah Fikri Ashri .
Sementara Ketua IJTI Cirebon Raya Faizal Nurathman menambahkan kasus kekerasan juga mengancam jurnalis di Cirebon.
Seorang rekan jurnalis televisi di Cirebon, lanjutnya, pernah diminta aparat menghapus videonya karena merekam kekerasan polisi yang diduga dilakukan kepada pendemo pada unjuk rasa RUU Cipta Kerja 2020. Padahal, jurnalis itu telah menunjukkan identitasnya.
"Kerja jurnalis dilindungi undang-undang. Itu sebabnya, pers menjadi salah satu pilar demokrasi. Tanpa kebebasan pers, demokrasi tidak ada," demikian Faizal Nurathman.