ANTARAJAWABARAT.com,11/7 - Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil menciptakan kendaraan irit bahan bakar dan menjuarai Shell Eco-marathon (SEM) Asia 2012 yang berlangsung di Sepang International Circuit, Kuala Lumpur, Malaysia, pada 4-7 Juli 2012.
Pada kompetisi mobil hemat energi yang diikuti 124 tim mahasiswa dari 18 negara Asia dan Timur Tengah itu, ITB mengirimkan tiga tim yaitu tim Cikal Cakrasvarna, tim Cikal Cakrawala, dan tim Cikal Diesel yang masing-masing berhasil meraih gelar juara.
Manajer Tim Cikal Cakrasvarna, Peter Lukito Ferdian, pada konferensi pers di Gedung Rektorat ITB, Bandung, Rabu, menyatakan timnya berhasil meraih gelar juara pertama pada kategori urban yaitu kategori yang melombakan mobil dengan desain untuk jalanan kota.
Pada kategori tersebut, mobil karya tim Cikal Cakravasna berhasil menjadi mobil teririt dengan konsumsi bahan bakar bensin sebanyak 196 kilometer per liter pada kategori internal combustion.
"Dengan raihan ini, tim Cikal Cakrasvarna berhasil menjadi yang teririt di kategori internal combustion yaitu kategori yang mempertandingkan mobil-mobil yang menggunakan mesin motor bakar," tutur Peter.
Sedangkan tim Cikal Cakrawala yang baru pertama kali mengikuti kompetisi dan satu-satunya tim yang mewakili Indonesia berhasil meraih juara dua pada kategori Urban Battery Electric car dengan konsumsi energi 75 kilometer/kWh.
"Tim Cikal Cakrawala berhasil menjadi yang teririt kedua di kategori E-mobility yaitu kategori yang mempertandingkan mobil dengan sumber-sumber eneri proyeksi masa depan antara lain Battery Electric, Hidrogen, dan Sel Surya," jelas Peter.
Sementara itu, Tim Cikal Diesel ITB menjadi juara dua pada kategori urban yang menggunakan bahan bakar biodiesel Fatty Acid Methyl Esther (FAME) dengan bahan bakar biodiesel 149 kilometer per liter.
Tim lain dari Indonesia yang berjaya pada kompetisi internasional tersebut adalah Tim Sadewa dari Universitas Indonesia (UI) pada kategori urban gasoline dengan konsumsi bahan bakar bensin 152 kilometer per liter serta tim ITS 2 dari Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya dengan konsumsi bahan bakar biodiesel 167 kilometer per liter yang menjadi juara dua kategori urban FAME.
Pada kompetisi SEM, kendaraan hasil karya setiap tim mengelilingi sirkuit sebanyak empat putaran. Pemenang kejuaraan dari setiap kategori adalah tim yang mampu melaju dengan jarak terjauh menggunakan bahan bakar paling sedikit.
ITB telah tiga kali mengirimkan tim ke kompetisi SEM kategori urban sejak 2010. Setiap tim terdiri atas sembilan orang yang berasal dari multi disiplin seperti Teknik Mesin, Teknik Elektro, Elektro Power, Elektro Telekomunikasi, Desain Produk, Desain Interior, Teknik Industri, Teknik Penerbangan, dan Teknik Material.
Peter menjelaskan kunci keberhasilan tim ITB menjuarai kompetisi yang dimulai pada 1993 di Amerika Serikat itu adalah pelumasan yang baik pada kendaraan serta cara mengemudi.
Ia berharap karya cipta mahasiswa tersebut dapat diaplikasikan pada dunia industri guna memproduksi kendaraan kota yang hemat energi.
Mahasiswa jurusan Teknik Mesin ITB tingkat akhir itu juga berharap dukungan maksimal dari ITB dalam bimbingan teknis maupun pendanaan untuk mengirimkan peserta ke kompetisi SEM setiap tahun karena selama ini mahasiswa berpartisipasi dalam kejuaraan tersebut secara swadaya.
"Masa persiapan untuk merakit kendaraan membutuhkan waktu enam bulan, sedangkan setahun sebelumnya sudah mulai mencari sponsor," ujarnya.
Untuk setiap unit mobil, Peter menyebutkan, dibutuhkan biaya Rp60juta hingga Rp80 juta yang dananya dicari sendiri oleh mahasiswa melalui penggalangan sponsor.
***3***
Diah