Bandung (ANTARA) -
Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyatakan kondisi jalan di wilayah Jawa Barat tetap terpelihara sebelum, saat, maupun setelah mudik dan arus balik Lebaran 2022, sebab pemeliharaan jalan dilakukan sepanjang tahun.
"Kondisi jalan pada saat persiapan menjelang mudik yang berlubang sudah seluruhnya ditangani meskipun di beberapa titik sementara digunakan agregat," kata Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pembangunan Jalan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Jawa Barat Iwan Suwanagiri, di Bandung, Rabu.
Baca juga: Sebanyak 34 ruas jalan di wilayah Jawa Barat siap dilalui pemudik
Secara umum, menurut Iwan, kondisi lalu lintas tidak terganggu akibat kondisi jalan sehingga mudik dan arus balik Lebaran di Jabar berjalan lancar.
Dia juga menuturkan, setelah Lebaran, pemeliharaan terus-menerus dilakukan.
"Ada pemeliharaan berkala usai Lebaran dan ada peningkatan yang sedang berjalan dan akan dilanjutkan. Di beberapa titik memang diperlukan perbaikan permanen," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Jabar Agus Priyadi mengatakan bahwa penyelenggaraan mudik Lebaran tahun ini berjalan cukup baik meski kemacetan tidak dapat dihindari karena tingginya antusiasme masyarakat untuk mudik tahun ini.
"Penerapan kebijakan one way di jalur tol maupun arteri dirasa cukup efektif mengurai kemacetan. Berdasarkan hasil evaluasi, pada mudik tahun 2022 ini, jumlah kendaraan arus mudik atau balik yang menuju maupun melintas di wilayah Jabar mengalami peningkatan sebesar 11 persen dibandingkan pada tahun 2019," kata Agus.
Baca juga: Alasan Bupati Garut minta dinas percepat perbaikan jalan di jalur mudik
Apabila melihat preferensi dari jalur mudik yang digunakan, lanjut Agus, jumlah kendaraan yang menggunakan jalur utara lebih besar, 60 persen dibandingkan dengan jumlah kendaraan yang menggunakan jalur selatan yang hanya sebesar 40 persen dari total volume lalu lintas.
Selain itu, Agus menuturkan bahwa fenomena yang berbeda juga terjadi pada arus balik. Hingga 10 Mei 2022, katanya, masih terdapat 32 persen pemudik atau 740.883 kendaraan belum kembali ke asal.
Hal itu terjadi, di antaranya, akibat kebijakan pemerintah terkait perpanjangan waktu libur untuk anak sekolah.
"Kemudian diberlakukannya WFH untuk ASN, dan juga banyak yang menunda perjalanan dikarenakan terdapat hari libur nasional," katanya.
Adapun preferensi moda transportasi yang digunakan masyarakat pada mudik Lebaran 2022, jenis kendaraan yang paling banyak digunakan oleh pemudik yaitu sepeda motor.
Baca juga: Dishub: Pagar pengaman jalan Tanjakan Cae Sumedang tidak kuat tahan bus
Meskipun demikian, terdapat penurunan jumlah pengguna sepeda motor dibandingkan tahun 2019 yaitu sebesar 35 persen. Selain sepeda motor, penggunaan kendaraan umum pada angkutan Lebaran tahun ini juga mengalami penurunan dibandingkan tahun 2019.
"Hal itu menunjukkan bahwa, masyarakat masih memilih menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan dengan angkutan umum," tutur Agus.