Dari hasil pembahasan tersebut, tertuang target rata-rata lama sekolah anak itu 9,78 tahun namun yang berhasil dicapai hanya 9,3 tahun. Selanjutnya laju pertumbuhan ekonomi pun jauh dari target yakni hanya 3,65 persen dari target 6,2 persen.
Banyaknya target yang tidak tercapai ini mempengaruhi tingkat kepuasan masyarakat. Dari target 87 persen hanya terealisasi 82,72 persen. Tidak hanya berkutat pada angka statistik, kegagalan mencapai target juga terlihat pada pembangunan infrastruktur.
Syaiful mengatakan pada RPJMD 2017-2022, Pemerintah Kabupaten Bekasi menargetkan pembangunan Jalan Inspeksi Kalimalang dapat terselesaikan namun target itu tidak tercapai.
"Bukti tidak tercapainya apa? Jelas dapat dilihat sendiri bagaimana target itu Jalan Kalimalang dapat menjadi dua jalur penuh, namun faktanya tidak. Jangankan menjadi dua jalur, kondisi jalan yang harusnya mulus saja justru rusak," ucap dia.
Baca juga: Alasan Pemkab Bekasi bangun 2 balai penyuluhan pertanian
Kemudian buruknya sinergitas antardinas berakibat banyak program tidak tepat sasaran. "Banyak sekolah dibangun sebenarnya belum perlu. Sedangkan sekolah yang sudah rusak parah justru tidak dibangun. Berarti ada yang tidak sinergis antara Dinas PUPR dengan Dinas Pendidikan," katanya.
Selanjutnya penanggulangan kemiskinan yang dinilai tidak serius. Indikatornya yakni tidak ada dinas yang dijadikan leading sector sehingga pengentasan kemiskinan berjalan masing-masing. "Akibatnya tidak ada indikator berapa angka kemiskinan yang berhasil ditanggulangi itu," kata dia.
Panitia Khusus LKPJ Bupati Bekasi 2021 total memberikan 103 rekomendasi kepada Pemerintah Kabupaten Bekasi. Beberapa rekomendasi lain yakni kacaunya pencatatan aset daerah, pembangunan pasar, hingga banyak jabatan kosong.
Pemkab Bekasi komitmen realisasikan target RPJMD 2017-2022
Rabu, 25 Mei 2022 9:05 WIB