Jakarta (ANTARA) -
Data Satgas COVID-19 yang diterima di Jakarta, Minggu, menyebutkan dengan penambahan angka kesembuhan itu, total kesembuhan COVID-19 sejak Maret 2020 berjumlah 5.885.858 orang.
Baca juga: 4.664 warga sembuh dari COVID-19 tertinggi dari Jabar
Satgas mencatat, penambahan angka kesembuhan COVID-19 terbanyak di Provinsi DKI Jakarta sebanyak 166 orang, Jawa Barat 82 orang, Banten 78 orang, Jawa Tengah 29 orang, dan Jawa Timur 28 orang.
Sementara itu, penambahan kasus harian COVID-19 tercatat 227 orang. Provinsi yang menjadi penyumbang penambahan kasus terbanyak, yakni DKI Jakarta 78 kasus, Jawa Barat 45 kasus, Banten 22 kasus, Jawa Tengah 19 kasus, dan Jawa Timur 18 kasus.
Dengan adanya penambahan kasus harian itu, total kasus terkonfirmasi positif sejak Maret 2020 berjumlah 6.048.531 orang.Sedangkan penambahan kasus meninggal tercatat sebanyak 10 orang, terbanyak di Provinsi Jawa Tengah enam orang, DKI Jakarta, Jawa Timur, Lampung, dan Aceh masing-masing satu orang.
Satgas COVID-19 juga mencatat jumlah kasus aktif yang mencakup penderita COVID-19 yang masih menjalani perawatan dan isolasi mandiri pada hari ini sebanyak 6.192 kasus aktif, turun 235 orang dibandingkan hari sebelumnya (7/5).
Baca juga: 5,8 juta pasien di RI sembuh dari COVID-19
Selain itu terdapat 2.120 orang yang masuk dalam kategori suspek.
Hasil tersebut didapat setelah dilakukan pengujian pada hari ini terhadap 119.559 spesimen dari 64.672 orang yang diperiksa di ratusan jaringan laboratorium di seluruh Indonesia.Tingkat positif atau positive rate spesimen harian adalah 0,38 persen dan untuk tingkat positive rate orang harian adalah 0,35 persen.
Sebelumnya, Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan kasus Corona Virus Desease 2019 (COVID-19) usai libur Lebaran 2022 baru akan terlihat sekitar satu bulan mendatang.
Baca juga: Angka sembuh bertambah 5.836.310, kasus aktif turun
"Untuk mengetahui kasus COVID-19, efek dari Lebaran, sekitar sebulan lah rata-rata, namun ini juga bergantung seberapa baik deteksi, karena apapun itu bergantung pada kemampuan deteksi," kata Dicky.
Perkiraan waktu tersebut, kata Dicky, adalah paling ideal mengingat pemerintah juga mewajibkan pemudik untuk memperoleh vaksinasi penguat sebelum melakukan aktivitas mudik Idul Fitri 1443 Hijriah ini untuk mencegah gelombang kasus, meski tidak diketahui pasti bagaimana kepatuhan pemudik pada ketentuan itu.