"Komentar-komentar hawkish dari para pejabat Fed mendorong suku bunga nominal dan riil di AS naik, sehingga membebani emas," kata analis UBS, Giovanni Staunovo.
Namun, "inflasi tinggi jangka pendek dan risiko geopolitik kemungkinan masih mendukung arus masuk ke produk emas dan kemungkinan akan mempertahankan perdagangan emas di sekitar level saat ini selama beberapa minggu mendatang," tambah Staunovo.
Rusia meluncurkan serangan habis-habisan di Ukraina timur pada Selasa (19/4/2022).
Tapi sementara emas dianggap sebagai penyimpan nilai yang aman selama krisis politik dan ekonomi, serta kenaikan inflasi, suku bunga yang lebih tinggi diterjemahkan ke dalam peningkatan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Baca juga: Harga emas capai tertinggi 1 bulan, krisis Ukraina kurangi sentimen risiko
"Dalam waktu dekat, kita mungkin melihat beberapa penurunan emas. Mungkin akan turun hingga 1.920 dolar AS," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.
Dia menambahkan bahwa emas juga tertekan oleh imbal hasil riil yang berbalik positif untuk pertama kalinya dalam dua tahun.
Emas turun tertekan naiknya dolar dan imbal hasil obligasi AS
Rabu, 20 April 2022 8:03 WIB
![Emas turun tertekan naiknya dolar dan imbal hasil obligasi AS](https://cdn.antaranews.com/cache/800x533/2022/02/10/shutterstock_410150179-1.jpg)
Ilustrasi - Emas batangan. ANTARA/Shutterstock/aa. (Shutterstock/Konstantin Faraktinov)